Lafaz Niat Sholat Rebo Wekasan Rabu Terkahir Bulan Safar, Amalan Tolak Bala untuk Sendiri & Keluarga
Bacaan atau lafaz niat sholat Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir tercantum dalam artikel berikut ini.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
- Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali

Sebelum melaksanakan sholat membaca istighfar :
اَسْتَغْفِرُالله الْعَظِيمْ اَلَّّذِيْ لَاإِلَهَ إلاَّ هُوَالْحَىُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لآيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا ولآنَفْعًاوَلآمَوْتًا ولآحَيَاتًا وَلآنُشُورًا
Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Do’a setelah shalat lidaf’il Bala (sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir):
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ يَاشَدِيْدُالْقُوَّى وَيَاشَدِيْدَالْمِحَالِ اّللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُبِكَ بِكَلِمَتِكَ التَّّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرِّيحِ الْاَحْمَرِ وَمِنَ
الدَّاءِ الْاَكْبَرِ فِي النَّفْسِ وَالدَّمِّ وَاللَّحْمِ وَالْعُظْمِ وَالْْجُلُوْدِ وَالْعُرُوقِ سُبْحَانَكَ إِذَاقَضَيْتَ اَمْرًا أَنْتَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونَ , اَللهُ اَكْبَرْ
اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ برحمتك يآارحم الرّا حمين
Artinya : “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”.
Dikutip dari SyariahIslam.com, Rebo Wekasan bersumber dari pernyataan dari orang-orang soleh (Waliyullah)
Baca juga: 7 Cara Agar Tidak Malas Bangun untuk Mengerjakan Sholat Tahajud, Amalkan Berwudhu Sebelum Tidur
Baca juga: Malam Jumatan Ini Kerjakan Amalan-amalan Sunnah Rasulullah ini, Pahala Bisa Dapat Syafaat dari Nabi
Penulis kitab sama sekali tidak menyebutkan adanya keterangan dari sahabat maupun ulama masa silam yang menyebutkan Rebo Wekasan.
Sedangkan sumber syariat Islam adalah Alquran dan sunnah Nabi SAW, tentunya Rebo Wekasan tidak lantas kita percaya.
Karena kedatangan bencana di muka bumi ini, merupakan sesuatu yang ghaib dan tidak ada yang tahu kecuali Allah.
Meyakini datangnya malapetaka atau hari sial di hari Rabu terakhir bulan Safar (Rebo Wekasan) termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang, karena ini merupakan perilaku dan keyakinan orang Jahiliyah.
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: