Tujuh Terminal Tipe B Belum Diserahkan Kepada Pemprov Jabar, 3 di Kota Bandung

Tercatat 14 terminal Tipe B yang akan dialih kelola oleh Pemprov Jawa Barat dari pemerintah kabupaten dan kota, sejak 2016.

Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Ilustrasi: Terminal Ledeng Kota Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, mengatakan sudah tercatat 14 terminal Tipe B yang akan dialih kelola oleh Pemprov Jawa Barat dari pemerintah kabupaten dan kota, sejak 2016.

Namun demikian, masih ada tujuh Terminal Tipe B lagi yang belum diserahkan kepada Pemprov Jabar.

"Dari 14 terminal ini, ada tujuh terminal yang masih belum selesai P3D-nya (Pengalihan Personel, Peralatan, Pendanaan, dan Dokumen). Ada yang betul-betul belum selesai sama sekali, berita acaranya belum dibuat, seperti di Kota Bandung ada tiga, Terminal Ciroyom, Stasiun Hall, dan Ledeng," kata Hery melalui ponsel, Senin (12/10/2020).

Selain itu, empat terminal lain yang belum tuntas P3D-nya adalah Terminal di Pangandaran dan Singaparna (Tasikmalaya), Terminal Losari (Indramayu), dan Terminal Pameungpeuk (Garut). Sedangkan tujuh terminal lain sudah selesai pengurusan P3D-nya.

Baca juga: VAKSINASI COVID-19 NOVEMBER, Menkes Terawan Sebut Kelompok Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Gratis

Baca juga: Cek Kelaikan Angkutan Umum di Terminal Ciamis, Kasatlantas Polres Baru Pimpin Operasi Ramcek

Baca juga: Libatkan TNI, DPUBMP Genjot Pembangunan Jembatan Bailey Bodem dan Peningkatan 7 Jalan

"Ada tujuh yang sudah siap, artinya sudah clean and clear dari sisi P3D-nya, yaitu Leuwiliang, Cikarang, kemudian juga Cileungsi, Palabuhanratu, itu di wilayah I. Kemudian tiga lagi ada di wilayah IV Ciayumajakuningsubang, yaitu Terminal Ciledug, Indramayu, dan Sumber," kata Hery.

Hery mengatakan pengambil alihan ini isesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 550.22/Kep.1197/Dishub/2019. Belum diserahkannya ketujuh terminal ke provinsi itu menjadi hambatan tersendiri bagi Pemprov Jabar, khususnya Dishub, dalam melakukan pengelolaan hingga penataan.

Padahal, di saat yang sama, pemprov ingin menjadikan Terminal Tipe B tersebut menjadi Terminal Juara. Pemprov Jabar pun pada akhirnya belum bisa berbuat banyak untuk memoles terminal-terminal tersebut.

"Bisa dikatakan saat ini baru kita lakukan rehabilitasi ringan, sedang, dan ini tidak secara signifikan mempengaruhi fungsi, dan juga simbolisasi bahwa pemprov sudah hadir di sana untuk melakukan perubahan besar setelah dialihkan dari kota/kabupaten," ungkap Hery.

Dishub Jabar saat ini lebih bisa berkonsentrasi menangani tujuh terminal yang sudah selesai P3D-nya. Berbagai penataan dilakukan agar terminal Tipe B tersebut jadi lebih baik. Sedangkan untuk tujuh terminal yang belum tuntas P3D-nya belum bisa dilakukan penataan besar-besaran.

"Di tujuh terminal (yang sudah selesai P3D-nya) inilah kita konsentrasi karena asetnya sudah clean and clear. Kita harus bisa melakukan sesuatu membangun dari awal, baik fisik, konstruksi, sistemnya, manajemennya, pengelolaannya, dan lain sebagainya agar menjadi mewakili sebagai Terminal Juara sesuai dengan jargon Jabar Juara," kata Hery.

Di tengah target memperbaiki terminal Tipe B itu, ada kendala yang dihadapi Dishub Jabar, yakni pandemi Covid-19 melanda dan belum selesai. Salah satu dampaknya, terjadi refocusing anggaran untuk penataan terminal untuk kebutuhan penanganan Covid-19 di Jabar.

Hal itu membuat berbagai perbaikan yang akan dilakukan terganjal. Namun, tahun depan, katanua, berbagai perbaikan diharapkan bisa berjalan.

"Begitu kita akan take off menangani terminal ini, ada pandemi Covid-19, ada refocusing anggaran, dan lain sebagainya. Tapi, selayaknya pada 2021 mulai kita harus take off lagi untuk menangani terminal ini," tutur Hery.

Untuk penataan terminal Tipe B tersebut, alokasi anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Namun, hal itu akan sejalan dengan berbagai sarana dan prasarana yang bakal dihadirkan.

"Kalau kita bicara ideal, untuk membangun satu Terminal Juara, berwawasan 4.0, digitalisasi pelayanan, dan lain sebagainya sesuai dengan karakter Jabar Juara, saya kira kita membutuhkan Rp 50-60 miliar, dengan asumsi untuk luasan satu hektare, kurang lebih begitu," kata Hery.

Anggaran yang dibutuhkan untuk dijalankan pada 2021 dan 2022 itu pun belum disahkan. Khusus untuk tahun anggaran 2021, saat ini sedang tahap finalisasi, terutama untuk dua terminal.

"Ini belum tuntas karena belum diketuk palu untuk tahun anggaran 2021 dan selanjutnya 2022. Tapi, dalam proses ini hampir finalisasi. Ada dua terminal yang masuk untuk mulai dibangun 2021, itu adalah Terminal Ciledug dan Terminal Cikarang," ucapnya.

"Itu menggunakan mekanisme tahun jamak dan ini dewan sudah menyetujui melalui KUA PPAS-nya bahwa ada wacana akan bertambah nominal dua atau tiga. Tapi kita tunggu saja sampai nanti diketuk tahun 2021 anggarannya," kata Hery. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved