Jabar Ternyata Tetapkan Siaga 1 Bencana Sejak September, Langkah Antisipasi Longsor dan Banjir

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerapkan siaga 1 bencana sejak September 2020.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
yudha maulana/tribun jabar
ILUSTRASI - Delman sedang menembus bajir di daerah Dayeuhkolot, Bandung. Banjir dan longsor merupakan dua bencana alam yang sering terjadi di Jawa Barat. 

Di antaranya dengan menambah jumlah pengungsian supaya pengusngsi bisa menjaga jarak.

"Jangan sampai ya yang sudah tertimpa bencana ini malah tertular Covid-19. Seperti di Kabupaten Bandung, April lalu, kami sudah melakukan protokol kesehatan di pengungsian, dengan cara menambah gedung pengungsian dan penyediaan tenda tambahan," katanya.

Dalam rapat sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepala daerah menyiapkan fasilitas bagi warga terdampak bencana.

Fasilitas tersebut disesuaikan dengan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 saat bencana terjadi.

“Saya titip saja kepada Pak Ridwan (Gubernur Jabar) dan gubernur lainnya supaya kalau sampai ada apa-apa atau kebencanaan, tempat pengungsian tolong dipersiapkan tidak seperti biasa karena harus ada jaga jarak. Mungkin pengungsian per famili akan lebih bagus. Maka penularan itu relatif akan lebih tekendali,” ucap Luhut.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan, saat ini Indonesia sudah memasuki musim hujan.

Musim hujan di Indonesia sendiri datang secara bertahap, dan diprediksi berakhir sekitar akhir Maret atau April 2021.

Menurut Dwikorita, pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Sebab, kata ia, bersamaan dengan masuknya musim hujan ini, BMKG Jepang, Amerika Serikat, dan Australia telah mendeteksi terjadinya La Nina di Samudera Pasifik.

La Nina ini merupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai bisa minus satu derajat celcius atau lebih.

“La Nina ini akan mengakibatkan aliran masa udara basah yang lebih kuat dari normalnya dari wilayah pasifik masuk ke Indonesia, terutama Indonesia timur, tengah, dan utara. Dampaknya adalah curah hujan bulanan di Indonesia ini akan semakin meningkat, peningkatan ini bervariasi atau tidak seragam dari segi ruang dan waktu,” katanya.

Bioskop di Bandung Tetap Buka Meski Diwarning Gubernur Ridwan Kamil, Ini Alasan Pemkot Bandung

Nenek Dede Cicih Ditemukan Meninggal di Dalam Gorong-gorong, Ternyata Hilang Sudah Seminggu

“Misalnya mulai diprediksi akhir Oktober sebagian atau 30 persen masuk musim hujan. Mulai Oktober sekarang ini sudah mulai terjadi peningkatan curah hujan sampai bisa 40 persen bahkan lebih, terutama untuk hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera mulai Oktober atau November,” katanya.

Dwikorita mengatakan, pada Desember, Januari, dan Februari mendatang, curah hujan akan meningkat di wilayah Indonesia bagian tengah, timur, dan utara.

Berita Persib, Supardi Enggan Memikirkan Kompetisi Lanjut atau Tidak, Hanya Lakukan Ini

“Jadi, itu sekilas potensi peningkatan hujan akan lebih tinggi dari normalnya dapat mencapai 40 persen yang tentunya akan berdampak pada terjadinya bencana hidrometrologi baik banjir, longsor, angin kencang, atau puting beliung. Itulah sekilas prediksi cuaca selama kurang lebih selama enam bulan ke depan,” ucapnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved