Demo Tolak UU Cipta Kerja
Para Mahasiswi Bandung Melawan Rasa Takut Demi Membela Rakyat, Punya Trik Jika Terjadi Bentrok
"Siapa lagi yang membela rakyat kecil, kita bersama bisa bergerak," ujar Tanti, di sela aksinya,
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad
TRIBUNJABAR.ID - Tanti, seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, melawan rasa takut dan ikut berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.
Bersama mahasiswi lainnya, perempuan berusia 20 tahun ini turun ke jalan.
• Buruh dan Mahasiswa Sempat Saling Lempar dengan Polisi di Cileunyi, Berjabat Tangan Sebelum Bubar
• Kadin dan Hipmi Sepakat dengan Rekomendasi Dewan Pengupahan, UMP 2021 Sama dengan Tahun 2020
• ISI LENGKAP SURAT RIDWAN KAMIL untuk Jokowi dan Puan, Aspirasi Buruh Tolak Tegas UU Cipta Kerja
Mereka bersama buruh meneriakkan aspirasi dan menggelar long march di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (8/10/2020).
"Siapa lagi yang membela rakyat kecil, kita bersama bisa bergerak," ujar Tanti, di sela aksinya, saat berada di Cileunyi, Kamis.
Dia tidak memungkiri ada rasa takut apalagi saat aksi demonstrasi sering terjadi bentrokan.
"Sebenarnya takut tapi kan kita juga cari aman, apalagi cewe," kata Tanti.
Untuk mengantisipasi jika bentrok, dia mengaku tidak terlalu maju ke depan.
Jika bentrok terjadi, langsung cari tempat yang paling aman.
"Biasanya paling belakang kalau cewek, kalau cowok biasanya di depan," ucapnya.

"Harapannya tuntutan kami didengar, batalkan UU Cipta Kerja. Pokonya kami sebagai rakyat kecil tidak mau terus dibodohi oleh pemerintah, dewan penghianat rakyat," ujarnya.
Mahasiswa UPI lainnya, Fira Febrina (18), juga mengaku ada rasa takut jika turun ke jalan untuk berunjuk rasa.
"Rasa takut sih ada, tapi kami dilindungi kakak tingkat dan cowok juga benar-benar ngeprotek kita dari awal. Waktu tangal 6 kemarin sempat chaos kami disimpan di tengah mereka melindungi kami, jadi enggak takut dan tetap aman," ucap dia.
Fira mengaku, harapannya UU Cipta Kerja dibatalkan.
"Kami sudah turun ke jalan, panas-panasan, bahkan sampai ada korban, harapannya UU dibatalkan," ucapnya.
Sempat memanas
Aksi unjuk rasa ribuan buruh dan mahasiswa yang menolak UU Cipta Kerja di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (8/10/2020), sempat memanas.
Namun, pada akhirnya pengunjuk rasa dan aparat keamanan berdamai.
Aksi buruh dan mahasiswa tersebut dengan melakukan long march di Rancaekek hingga Cileunyi.
Awalnya mereka diblokade polisi sebelum belokan Cileunyi menuju tol.
Para pengunjuk rasa ingin masuk ke Tol Cileunyi, tetapi tak diizinkan polisi dan anggota TNI.
Saat itu terjadi gesekan, terjadi lempar-melempar botol air minum, batu, hingga water barrier, atau penghalang jalan yang terbuat dari pelastik.
Bahkan, ada buruh yang terluka.

Namun, aksi lempar-melempar tidak berlangsung lama. Situasi kembali kondusif.
Peserta aksi kemudian bernegosiasi dengan polisi dan anggota TNI yang mengawal jalannya demonstrasi.
Pengunjuk rasa tidak diizinkan ke tol, hanya diperbolehkan maju hingga setelah belokan menuju Tol Cileunyi.
Para pengunjuk rasa pun meneriakan orasi dan aspirasinya di sana.
Sekitar pukul 12.30, dari ribuan buruh tak sedikit mereka yang memilih balik kanan atau kembali ke Rancaekek, Kabupaten Sumedang.
Sekitar pukul 14.15 WIB, peserta aksi pun membubarkan diri.
Mereka akan melakukan konsolidasi dan kembali turun ke jalan dengan masa yang lebih banyak lagi.
Sebelum membubarkan diri, para buruh dan mahasiswa yang melakukan aksi tersebut berjabat tangan dengan para polisi yang menggunakan seragam lengkap dengan body protector, yang mengadang mereka saat ingin menuju gerbang tol. (*)