Demo Tolak UU Cipta Kerja

Penolakan Omnibus Law, dari Aktivis sampai K-Popers Naikkan Topik Ini Twitter, Ini Analisisnya

Bahkan trending topic Twitter diwarnai berbagai hashtag penolakan UU Cipta Kerja dan kekecewaan masyarakat terhadap DPR.

ISTIMEWA
tangkapan layar trending topic Twitter Indonesia, Selasa (6/10/2020), pukul 11.25 WIB 

TRIBUNJABAR.ID - Pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law memunculkan penolakan keras dari masyarakat.

Gelombang penolakan pun disuarakan lewat berbagai platform media sosial, salah satunya di Twitter.

Bahkan trending topic Twitter diwarnai berbagai hashtag penolakan UU Cipta Kerja dan kekecewaan masyarakat terhadap DPR.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/10/2020) sampai pukul 08.00 WIB, sejumlah tagar mendominasi percakapan warganet di Twitter, antara lain: #tolakomnibuslaw, #MosiTidakPercaya, dan #DPRKhianatiRakyat.

Berikut adalah hasil analisis Drone Emprit, analis sosial media, tentang viralnya perbincangan mengenai Omnibus Law, dikutip dari utas @ismailfahmi, Founder Drone Emprit, Senin (5/10/2020).

Ribuan Buruh di Sumedang Long March Tolak UU Cipta Kerja, Ruas Jalan Bandung-Garut Macet 3 Kilometer

Tren Keyword

Berdasarkan pantauan Drone Emprit, keyword atau kata kunci yang diperbincangkan oleh warganet seputar Omnibus law adalah Omnibus Law, OmnibusLaw, Ciptaker, dan Cipta Kerja.

"Tren 4-5 Oktober berdasarkan jam menunjukkan spike mulai terjadi pada pukul 18:00. Sekitar jam tersebut, ada STOP PRESS dari @TirtoID bahwa RUU Ciptaker sudah disahkan jadi UU," tulis @ismailfahmi.

"Puncaknya pada pukul 21.00, sebanyak 56k (ribu) mention ditangkap oleh Drone Emprit di Twitter. Lalu percakapan turun, dengan volume yang masih sangat tinggi, 45k dst," tulisnya melanjutkan.

Peta percakapan hingga K-Popers

Berdasarkan Social Network Analytics (SNA) Drone Emprit, Senin (5/10/2020) pukul 17.00 - 22.00 WIB, ditemukan kluster percakapan besar tentang Omnibus Law.

"Peta percakapan di Twitter pada periode jam ini memperlihatkan pola yang menarik.

Hanya ada satu cluster besar, cluster kontra Omnibus Law. Akun-akun akademisi, BEM, LSM, aktivis, serta K-Popers, semua bersatu saling dukung dalam cluster ini," tulis Ismail Fahmi.
Sementara itu, akun-akun media seperti @TirtoID, @CNNIndonesia, @kompascom, dan @tempodotco berada di tengah sebagai referensi.

VIDEO Ribuan Buruh Cianjur Demo Turun ke Jalan Menuju Gedung DPRD, Lalu Lintas Jalan Nasional Macet

Sedangkan akun-akun yang selama ini terafiliasi sebagai oposisi, berada di salah satu sudut kluster.

"Artinya, percakapan ini benar-benar didominasi oleh publik umum non partisan," tulisnya.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved