VIDEO-Kisah Hendrik, Pengrajin Patung Mini Berukuran 4 Milimeter, Butuh Dukungan dari Pemerintah
Hendri Sanjaya (38) seorang pengrajin patung asal Gang Pengrajin, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
TRIBUNJABAR.ID - Patung merupakan sebuah kerajinan yang sampai saat ini masih banyak digemari orang-orang. Bahkan sebagian orang rela mengoleksi patung dengan harga yang cukup mahal, dari berbagai macam bentuk.
Kerajinan patung sendiri memiliki keindahan dan bukan hanya itu, patung sendiri. memiliki berbagai macam filosofi tergantung seperti apa bentuknya.
Namun hasil karya yang istimewa tidak selalu harus dilahirkan dari sebuah gagasan atau ide yang menguras pikiran, ada kalanya karya yang istimewa lahir dari coba-coba.
Hal ini dialami oleh Hendri Sanjaya (38) seorang pengrajin patung asal Gang Pengrajin, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Hendri yang sudah bertahun-tahun menjadi pengrajin patung, membuatnya sedikit bosan karena patung yang ia buat sudah lumrah.
Sehingga dia iseng membuat sebuah gebrakan baru dengan membuat patung mini, tanpa disangka hasil dari iseng-iseng itu mendapatkan respons baik dari masyarakat.
“Karena patung yang biasa mah terbilang sudah lumrah lah istilahnya, nah dengan begitu saya membuat gebrakan baru membuat patung mini, alhamdulillah responya baik,“ ujar Hendri saat di temu di kediamanya, Minggu (27/09/2020).
Membuat patung mini berukuran sangat kecil yakni 4 milimeter atau sama dengan satu ekor semut, hal ini yang membuat patung terasa sangat unik.
Untuk melihat bentuk dari patung ini kita harus menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar.
Semenjak jadi pengrajin patung, tepatnya pada tahun 2001 dan membuat gebrakan dengan menjadi pengrajin patung mini dari tahun 2009. Hingga saat ini Hendri sudah banyak membuat patung berukuran super kecil tersebut.
Untuk membuat patung super kecil ini, alat yang digunakan sama seperti membuat patung pada umumnya, yakni menggunakan silet dan pisau.
Namun, karena patung berukuran sangat kecil, pembuatannya membutuhkan alat bantu seperti pinset dan kaca pembesar. Bahan menggunakan kayu sonokeling dan menggunakan bahan kayu korek api.
“Untuk bahan-bahan saya menggunakan kayu sonokeling, tapi sekarang lagi fokus sama bahan korek api,“ ucapnya.
Menurut Hendri, harus mempunyai kesabaran dan ketelitian lebih saat mengukir patung mini, karena dari bahan kayu yang berukuran sangat kecil sehingga sangat rapuh.
“Karena ukurannya sangat kecil jadi kayu itu sangat rapuh, apalagi sekarang saya menggunakan korek api. Itulah tantangannya saat membuat patung, intinya harus sabar,” jelasnya.
Untuk pembuatannya sendiri patung mini ini tidak.mamakan waktu lama tergantung mood, jika moodnya lagi baik.maka.pembuatan patung bisa hanya memakan waktu 30 menit saja.
Tidak menaruh harga pasti dalam penjualan patung mini, Hendri mengatakan jika orang-orang bebas memberi harga berapa pun untuk satu patungnya. Ia percaya jika apa yang diberi orang untuk.membeli patung mini adalah apresiasi untuknya.
“Kalo harga sih saya ga matok harus berapa, ya sedikasihnya orang. Kalo orang ngasih segini atau segitu, ya berarti segitu apresiasi untuk saya,“ tuturnya.
Hendri yang sudah berencana membuat pameran patung mini, dengan tujuan untuk memperkenalkan sebuah kesenian patung mini.
Namun, dengan adanya wabah corona, rencana Hendri untuk.membuat patung harus tertunda sampai waktu yang belum bisa di tentukan.
“Sebebernya saya mau buat pameran patung mini bulan April kemarin, Cuma kan ada wabah corona jadi pameran tersebut saya tunda demi menjaga agar tidak semakin banyak penularan virus,“ jelasnya
Membuat sekolah seni patung mini menjadi salah satu impian Hendri, namun dengan belum banyaknya orang mengenal tentang patung mini membuat Hendri harus lebih bekerja keras lagi untuk mewujudkan impianya.
“Pengen buka sekolah patung mini, tapi kan orang-orang belum banyak mengenal. Makanya saya pengen membuat pameran, agar orang-orang bisa mengenal. Untuk sekarang saya mengajak pemuda yang ada di sini dulu,“ ucapnya.
Pemerintah setempat harus memberikan dukungan terhadap para pengrajin patung dari berbagai aspek.
Hendri mengatakan sampai saat ini dan khususnya para talenta pengrajin di daerah Jatinangor tidak ada sentuhan sama sekali dari pemerintah.
“Di daerah Jatinangotr banyak talenta-talenta pengrajin patung tapi tidak ada sentuhan dari pemerintah. Kadang jika sudah terkenal banyak orang, baru pemerintah mengaku-ngaku,” ujarnya.
Hendri sebagai pengrajin patung mengajak pemerintah ikut berproses dalam mengembangkan seni patung mini, ia yakin jika sama-sama berproses akan membuahkan hasil yang bagus.
“Ya mari lah berproses, kan kalo sama-sama berproses mah akan membuahkan hasil. Saya tuh perlu dukangan seperti itu, dukungan kan bukan hanya materi saja,“ jelasnya.
Hendri yang mempunyai harapan jika suatu saat nanti patung mini yang ia buat banyak dikenal orang, namun dirinya membenarkan kembali jika pentingnya berproses dan berkarya karena suatu saat nanti akan membuahkan hasil yang menakjubkan.
“Untuk harapan pengennya segala tercapai, tapi saya juga percaya sama proses. Intinya berposes dan berkarya dan akan membuahkan hasil di kemudian hari,“ pungkasnya.(Job3/indra rosidin)
Penulis: Indra Rosidin/job3
Video Editor: Edwin Tk