Ledakan Dahsyat Kejutkan Warga Paris, Pesawat Tempur Menembus Dinding Suara
Spet menyatakan apa yang dilakukan pilot Rafale tersebut tidak melanggar undang-undang.
PERTANDINGAN tenis French Open antara Stand Wawrinka dan Dominik Koepfer dihentikan tiba-tiba ketika terdengar suara ledakan keras di seluruh Paris. Saksi mata melaporkan, seperti yang dilansir dari Mirror pada Rabu (30/9), bangunan-bangunan bergoyang dan orang-orang dari beberapa distrik pusat, serta di pinggiran kota mengatakan mendengar suara ledakan itu.
Warga tidak tahu apa yang terjadi, sebelum polisi mengatakan ledakan keras itu disebabkan oleh jet tempur yang diluncurkan dan menembus penghalang suara di lokasi peluncuran. Pesawat itu diluncurkan sebagai tanggapan atas pesawat lain yang melintasi wilayah udara kota yang dikenal dengan istilah Kota Cahaya. Cuplikan video pertandingan French Open antara Stan Wawrinka dan Dominik Koepfer menunjukkan jeda pertandingan dari dua pemain itu setelah dentuman keras terdengar.
"Suara ledakan di dekat Perpustakaan Francois Mitterrand, kami semua takut itu adalah serangan." ujar seorang warga lewat Twitter.
Warga lain mengatakan bahwa perahu mereka terguncang di dalam air setelah ledakan.
"Saya merasakannya di Saint Cloud. Saya hanya merasakan ledakan besar yang membuat tongkang kami bergetar di Seine di sini." ujar warga.
Warga Paris yang ketakutan menelepon layanan darurat untuk melaporkan ledakan tersebut.
Setelah jelas asal-usul ledakan, polisi mengimbau masyarakat tetap tenang dan berhenti menelepon.
"Sebuah suara yang sangat besar terdengar di Paris dan di wilayah Paris. Tidak ada ledakan, itu adalah pesawat tempur yang menembus penghalang suara,” imbau pihakPrefect de Police mengunggah pernyataan dalam Twitter-nya.
Menurut informasi dari France Bleu Paris, sebuah pesawat Angkatan Udara, Rafale, lepas landas dari pangkalan udara BA 113 di Saint-Dizier. Rafale diluncurkan untuk mencegat pesawat yang menyeberang ke wilayah udara kota yang terbatas. Pilot diberi wewenang untuk menembus penghalang suara, yang dia lewati pada pukul 11:52 pagi waktu setempat di sebelah timur Paris.
"Sebuah Rafale (pesawat perang) yang berbasis di Saint-Dizier, melakukan intervensi untuk membantu sebuah maskapai penerbangan yang kehilangan kontak," kata juru bicara militer kolonel Stephane Spet.
Spet menyatakan apa yang dilakukan pilot Rafale tersebut tidak melanggar undang-undang. "Diizinkan untuk menembus penghalang suara agar dapat menyusul pesawat yang dalam kesulitan. Manuver melintasi penghalang suara dilakukan di timur Paris." katanya.
Dia menambahkan bahwa beberapa detik setelah ledakan, yang terjadi pada ketinggian 10 kilometer dan diperbesar oleh tutupan awan, jet penumpang, Embraer 145, melakukan kontak kembali dengan kontrol lalu lintas udara.
Otoritas penerbangan sipil DGAC Prancis mengatakan pesawat perang itu dikirim setelah hilang kontak dengan dua pesawat sipil. Dikatakan bahwa salah satunya adalah Falcon 50, yang dioperasikan oleh perusahaan swasta Brasil, dalam penerbangan antara Cape Verde dan Brussel. Yang lain adalah Embraer 145, yang dioperasikan oleh maskapai regional Amelia, dalam penerbangan antara kota Brives dan Saint-Brieuc di Prancis.
Pada Februari 2019, lebih dari 500 orang di Oise meminta bantuan setelah sebuah pesawat militer melewati penghalang suara untuk mencegat pesawat sipil yang kehilangan kontak radio.***