Seluruh Kegiatan Pilkada Dilarang di Kota Tasikmalaya, Positif Covid-19 Tinggi, Ruang Isolasi Penuh
Seluruh kegiatan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya dilarang dilakukan di wilayah Kota Tasikmalaya.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ichsan
"Dalam seminggu ini saja kita sudah menambah tempat tidur rumah sakit itu atau refocusing 308 tempat tidur," ucap Marion melalui ponsel, Selasa (29/9/2020).
Marion menyatakan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan atau fasyankes tidak hanya berkaitan dengan penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit atau pusat isolasi, tetapi juga perlu penambahan sumber daya manusia atau SDM, baik tenaga kesehatan maupun nonkesehatan, penambahan alat-alat kesehatan, alat pelindung diri atau APD, ketersediaan obat-obatan, sistem rujukan, serta tes swab untuk pasien di fasyankes, kontak erat pasien dan tenaga kesehatan yang merawat pasien di fasyankes
Menurut Marion, penguatan fasyankes harus pula disertai dengan kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Tujuannya untuk menekan potensi penularan Covid-19.
"Kalau keadaan masyarakat belum bisa mematuhi protokol kesehatan, seberapa banyak tempat tidur (rumah sakit dan pusat isolasi) tidak mampu untuk mengatasinya," ucapnya.
Saat ini, kata Marion, terdapat sekitar 830 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota.
Kemudian ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar. Kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.
Pada awal September, jumlah tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jabar mencapai 4.094. Sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar, Jabar memiliki 105 rumah sakit rujukan.
Ditambah dengan rumah sakit rujukan melalui SK bupati atau wali kota. Total yang melayani pasien Covid-19 di Jabar ada 322 rumah sakit.
Mengenai rencana penyiapan sejumlah hotel, asrama, sampai stadion di Jawa Barat, untuk persiapan fasilitas kesehatan perawatan pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau OTG, pihaknya akan memaparkan standar-standar pusat isolasi kepada pengelola hotel dan pihak lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat intens menguatkan fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit rujukan Covid-19 maupun pusat isolasi.
Tujuannya mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif Covid-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mengatakan, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar mencapai 56,72 persen.
Meski masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan tingkat keterisian rumah sakit harus di bawah 60 persen, Jabar akan terus fokus meningkatkan kapasitas rumah sakit rujukan.
"Keterisian rumah sakit sudah lampu kuning. Keterisian secara umum, baik ruang isolasi, IGD, dan lain-lain, di 56 persen. Kami sudah mendekati (standar WHO). Ini akan menjadi perhatian kami," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan pihaknya sedang menginventarisasi hotel-hotel untuk pusat isolasi pasien tanpa gejala. Koordinasi dengan pengelola hotel terus dilakukan.
"Ada 15 hotel di Bandung Raya (Bandung-Cimahi-Sumedang) dan 3 hotel sementara di Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) yang akan digunakan untuk yang namanya ruang isolasi di hotel," ucapnya.