Pupuk Subsidi Sulit Didapat di Kabupaten Garut, Hasil Tani Pun Tak Sesuai

Pupuk subsidi dan nonsubsidi dikeluhkan petani di Kabupaten Garut sulit didapatkan. Dampaknya

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Ichsan
tribunjabar/firman wijaksana
Pupuk subsidi di Kabupaten Garut 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Pupuk subsidi dan nonsubsidi dikeluhkan petani di Kabupaten Garut sulit didapatkan. Dampaknya hasil tani jadi tak berkualitas karena kurang mendapat pupuk.

Suhendi Idang (52), petani melon asal Kecamatan Peundeuy mengaku kualitas melon yang ditanamnya sangat kurang. Buah melon tersebut jadi berukuran lebih kecil karena kurangnya pupuk.

"Tanaman melon memang tidak pakai pupuk subsidi. Tapi pakai yang nonsubsidi. Pasokan yang nonsubsidi saja sudah susah. Apalagi yang subsidinya," ucap Suhendi, Rabu (30/9).

Pupuk dasar yang biasa digunakan untuk melon adalah ZA, SP, dan KCL. Jenis-jenis pupuk tersebut kini sulit didapatkan di sejumlah toko yang menjual pupuk di wilayahnya.

Materai Rp 3.000 dan Rp 6.000 Bisa Digunakan Hingga 31 Desember 2021. Ini Dokumen yang Bebas Materai

“Harus cari-cari pupuk ke beberapa tempat. Kadang jadi buang-buang waktu dan uang. Hasil pertaniannya belum tentu bisa menutupi biaya operasional,” katanya.

Jalal (38), petani asal Banyuresmi juga mengeluhkan kondisi serupa. Lahan yang digarapnya sudah masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Pupuk Bersubsidi (RDKK). Namun kebutuhan pupuk masih sulit didapatkan.

"Sangat sulit mendapatkan pupuk. Hampir setiap toko tidak ada pupuk bersubsidi. Ada juga yang ada stoknya, tapi penjualnya menyebut tidak akan menjualnya, kan jadi bingung," ucap Jalal.

Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebut persoalan pupuk sebenarnya menjadi urusan pemerintah pusat. Rudy pun telah bertemu dengan Kementan terkait persoalan pupuk.

“Saya sudah bertemu dirjen. Kami tidak punya langkah untuk menganggarkan. Jadi kami minta bantuannya,” ujar Rudy.

Kelangkaan pupuk, khususnya yang bersubsidi harus ada penegakan hukum. Rudy menyebut mungkin saja pupuk-pupuk bersubsidi dibeli oleh perkebunan besar sehingga sampai ke petani.

“Saya sudah minta (kepada aparat penegak hukum), proses (hukum) saja. Nanti mana orang yang membeli pupuk bersubsidi, gitu,” ucapnya.

Selain itu, ada hal lain yang harus diperhatikn. Mulai keterlambatan suplai dari produsen dan kurangnya drop pupuk untuk Garut. Saat ini, yang bisa dilakukan oleh pihaknya hanyalah melakukan pengawasan.

Berita Persib Terkini, Ini Langkah Pertama yang Diambil Robert Alberts Saat Tahu Liga 1 Ditunda

Sebelumnya Manajer Komunikasi PT Pupuk Kujang, Fitria Ratu Pagih mengklaim ketersediaan stok pupuk bersubsidi jelang musim tanam kedua di 2020 akan mencukupi. PT Pupuk Kujang disebutnya menjamin stok pupuk bersubsidi maupun non subsidi untuk Jawa Barat, Banten dan sebagian Jawa Tengah dalam kondisi aman.

Ia menjelaskan, untuk stok pupuk urea bersubsidi yang tersedia di gudang lini III Kabupaten Garut sampai dengan 17 September 2020 mencapai 4.423 ton atau 674 persen dari ketentuan dua minggu kedepan. Sedangkan realisasi penyaluran wilayah Garut untuk Urea mencapai 26.701 ton atau 101 persen dari ketentuan sebesar 26.651 ton

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved