Garam Indramayu dan Cirebon akan Jadi Bagian Bansos Provinsi Tahap III

BUMD PT Agro Jabar memenuhi penugasan Pemprov Jawa Barat untuk menyerap potensi garam petani lokal.

Istimewa
Garam Indramayu dan Cirebon akan Jadi Bagian Bansos Provinsi Tahap III 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - BUMD PT Agro Jabar memenuhi penugasan Pemprov Jawa Barat untuk menyerap potensi garam petani lokal.

Penyerapan ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan garam untuk Bantuan Sosial Tahap III yang akan segera diberikan Pemprov Jabar kepada warga terdampak Covid-19.

Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan penugasan yang diberikan pada pihaknya dipastikan terlaksana. Pihaknya mulai menyerap sebagian produksi garam baku yang berada di Indramayu dan Cirebon.

Daftar Kota/Kabupaten di Jabar yang Masih ZONA MERAH, 7 Kota Lain Pengetesan PCR-nya Lewati Standar

“Intinya, Agro Jabar sudah mulai menyerap garam petani di Jabar,” katanya saat dihubungi, Senin (28/9/2020).

Kurnia mengatakan rencana menyerap produksi garam lokal didahului penugasan pemenuhan garam untuk bansos. Pihaknya mencatat kebutuhan garam untuk diberikan pada penerima bansos tahap III mencapai 1.000 ton.

“Dari target 1.000 ton, kami serap secara bertahap. Menyesuaikan produksi di pabrik yang memiliki izin edar,” ujarnya.

Pada tahap awal, setidaknya pihaknya sudah menyerap stok garam baku milik koperasi Babad Jaring Mulia dan anggotanya, sekitar 300 ton.

Setelah diserap garam tersebut lalu diproses untuk dicampur yodium sesuai standar kesehatan.

Agro Jabar berharap upaya menyerap garam baku ini terus berlanjut tak hanya di urusan pemenuhan kebutuhan bansos.

Mengingat ke depan pihaknya akan berperan untuk menyerap komoditas pertanian yang ada di Jawa Barat.

“Ini sesuai rencana pembentukan logistik hub nanti,” katanya.

Ketua Koperasi Babad Jaring Mulia Cahyono mengaku lega BUMD milik Pemprov Jawa Barat menyerap produksi petani garam.

Menurutnya situasi pandemik Covid-19 membuat para petani garam bertumbangan.

“Di kita ada 110 petani, tapi karena harga tidak stabil, ini tinggal separonya,” ujarnya.

Dia menggambarkan kondisi koperasinya yang kesulitan membayar kuli garam.

BREAKING NEWS Liga 1 2020 TERANCAM GAGAL DILANJUTKAN, Polisi Tak Keluarkan Ijin Keramaian

Pada 2018 pihaknya bisa menyerap garam petani sebesar Rp 1.400 per kilogram dengan skema bagi hasil.

Saat ini, membeli dengan harga Rp 1.000 per kilogram pun menurutnya sulit.

“Agro Jabar menolong petani, kalau tidak ada Agro Jabar kasihan banyak produksi petani yang tidak terserap,” tutur dia.

Namun Cahyono mengakui dari tiga sentra garam di Losarang dan Kandanghaur Indramayu serta Cirebon, permintaan pengadaan 1.000 ton garam baku agak berat dipenuhi.

Menurutnya pihaknya pada Agro Jabar tidak menjanjikan kebutuhan tersebut terpenuhi 100 persen.

“Saya tidak berani janji 1.000 ton karena tidak mau spekulasi dengan cuaca seperti sekarang,” katanya. (Sam)

Foto-foto Cantik Meli Pemenang LIDA 2020, Gadis Cianjur Jawa Barat, Bersuara Emas dan Berprestasi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved