Mahasiswi Kedokteran Cantik Ini Mainkan Cingcowong, Boneka Gaib Buat Ritual Minta Hujan
Cici Fadila (19), seorang mahasiswi kedokteran cantik dari satu universitas di Jakarta, mengangkat dan mengenalkan
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN – Cici Fadila (19), seorang mahasiswi kedokteran cantik dari satu universitas di Jakarta, mengangkat dan mengenalkan budaya daerah Luragung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yakni Cingcowong.
“Iya Cingcowong itu asli budaya lokal daerah kami,” kata Cici yang pernah menjuarai lomba cipta puisi yang mengangkat tema Cingcowong, sewaktu duduk di bangku SMPN 1 Luragung, Minggu (27/9/2020).
Cici yang ditemui di Teras Mahar Cafe and Resto, menceritakan bahwa Congcowong itu merupakan ritual minta hujan.
“Ritual minta hujan menjadi tradisi warga kami saat musim kemarau berkepanjangan,” kata Cici, anak pasangan Hj Enjum (44) H Toto (50), seorang pengusaha furniture di daerah Luragung.
• Pilkada Indramayu 2020, Paslon dari Jalur Perseorangan Paling Tajir, Segini Nilai Harta Kekayaannya
“Medianya, kayak boneka terbuat dari kayu dan menggunakan pakaian kayak kebaya gitu. Terus cara memainkannya juga tidak boleh orang sembarang,” kata Cici seraya menegaskan bahwa Cingcowong itu bukan permainan seperti Jelangkung.

Untuk melakukan ritual penggunaan Cingcowong, kata Cici, media Cingcowong selama sehari sebelumnya ditempatkan di saluran air kering atau solokan.
“Nah, mulai besoknya itu si pawang bisa menggunakan Cingcowong dalam ritual minta hujan. Bacaannya katak gini, Cingcowong-cingcowong bilguna pilembayu syalala-lala lembu…” ujar Cici seraya menyebutkan tidak boleh sembarangan melafalkan langgam tersebut.
Menurut Cici, bentuk Cingcowong untuk minta hujan ini berupa boneka terbuat dari berbagai bahan.
“Kepalanya dari batok kelapa dan potongan bambu persis bebegig sawah kayak gitu,” ujarnya.
Saat ritual, kata dia, media pelengkap seperti tangga, tikar dan potongan bambu sebagi pengetuk alat musik harus tersedia.
“Iya semua terbuat dari bambu. Ada boneka tangga dan iringan musik tradisional," katanya.
Membawakan tradisi lokal Cingcowong, kata Cici, merupakan kebanggaan tersendiri.
• Banyak Hakim Positif Covid-19, Kantor Pengadilan Negeri Karawang Ditutup Sementara
“Ya percaya gak percaya, memang gaib itu ada,” kata Cici.
Untuk pembuka dalam ritual Cingcowong, kata dia, ada seorang pemandu upacara dan dua orang pemegang sampur ketika boneka digerakan (gerakan mirip jaelangkung, red ).
“Kemudian ada dua pemain/penabuh buyung yang dipukul kipas dan satu orang lagi memainkan alat musik ceneng yang terbuat dari bahan kuningan.
"Peralatan pendukung lainnya berupa sesajen seperti kemenyan, kaca, sisir, dan ember,” katanya. (*)