Peneliti Sebut Potensi Tsunami 20 Meter di Jawa Bagian Barat, Selatan Jawa 3 Kali Gempa Sepekan Ini
Gempa bumi terakhir yang mengguncang selatan Jawa dalam sepekan ini terjadi tiga kali, di Jawa Timur dan Jawa Barat.
" Potensi tsunami dari sumber megathrust bisa mencapai 20 meter atau lebih," kata Widjo kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Ia menambahkan, sebenarnya di zona subduksi selatan Jawa terdapat seismik gap atau kawasan aktif secara tektonik.
Namun, seismik aktif secara tektonik tersebut bersifat senyap atau hampa gempa dalam waktu lama.
Hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan ancaman dengan potensi katastropik atau bencana.
Maka, kendati gempa belum bisa diprediksi, potensinya bisa dihitung dan, melalui model, bisa diperkirakan dampak tinggi dan waktu tibanya tsunami.
"Kalau mengulang 400-500 tahun untuk gempa besar di zona subduksi selatan Jawa, mungkin tidak terlalu lama lagi akan terjadi, jika mengacu perhitungan akhir gempa besar terakhir yang terjadi berdasarkan katalog Wichman," jelas Widjo.
Berdasarkan katalog Wichman, yang mencatat gempa bumi dan tsunami di Indonesia antara tahun 1538 hingga 1877 adalah katalog berjudul Arthur Wichmann's Die Des Indischen atau Gempa Bumi di Kepulauan Hindia Belanda, yang mengumpulkan cerita 61 gempa bumi dan 36 tsunami besar terjadi.
Selain itu, Widjo juga menyinggung bahwa potensi gempa besar yang berpeluang memicu tsunami di zona subduksi selatan Jawa itu mengacu pada mitologi Ratu Kidul yang tertulis dalam tembang atau lagu macapat-pangkur.
"Meski begitu, gempa tetap belum bisa diprediksi kapan akan terjadi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riset ITB Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Begini Penjelasannya" dan judul "Peneliti ITB Kaji Potensi Tsunami 20 Meter, Pakar Sebut Harus Waspada"
Siapakan Mitigasi
Kasil kajian ITB mengungkap potensi tsunami di pantai selatan Jawa setinggi 20 meter, termasuk pantai selatan Sukabumi.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr Daryono mengatakan, pihaknya mengapresiasi hasil kajian dari ITB tersebut.
"Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami," ujar Daryono saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Jumat (25/9/2020).
• Perkiraan BMKG Hari Ini, 12 Wilayah Jabar Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Menurutnya, diperlukan upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.
"Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," katanya.
"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case) dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," ujarnya.
BMKG pun mengakui informasi potensi gempa kuat di zona megathrust itu memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).
"Masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan. Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik. Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," katanya.
Daryono mengatakan, meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.
Akan tetapi, kata dia, hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi.
"Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa. Informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat," ujarnya.
"Tetapi harus segera direspons dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," ucapnya.
• Ini Penjelasan Peneliti ITB Soal Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Jawa, Pakar BPPT Tanggapi Begini
• GAMBARAN TERBURUK Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, BMKG Sarankan Mitigasi dan Langkah Nyata