Virus Corona di Jabar
Kasus Covid-19 Terus Naik, IDI Jabar Terbitkan Imbauan Bagi Para Dokter, 40 Dokter di Jabar Terpapar
IDI Jabar memberikan surat imbauan bagi para dokter di tengah meningkatnya kasus virus corona.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Barat menerbitkan surat imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.
Imbauan tersebut diberikan khususnya kepada para dokter yang bertugas di Jawa Barat.
Dalam surat yang diterbitkan 12 September 2020 tersebut, dinyatakan sehubungan dengan meningkatnya pertambahan kasus baru Covid-19, khususnya di 27 kota atau kabupaten se-Jawa Barat, maka IDI Jabar mengimbau, mengajak, dan saling mengingatkan para dokter, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19.
IDI Jabar mengajak untuk melaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam segala aspek dengan cara sedapat mungkin menghindari risiko terpapar Covid-19, terutama di zona risiko tinggi.
IDI pun mengajak semua pihak untuk terus ikut serta dalam mengedukasi dan mengawasi protokol kesehatan di setiap lapisan di tengah masyarakat dan selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan satgas dan pihak bewenang setempat.
Dalam surat tersebut dirinci bahwa dokter yang melakukan pemeriksaan pasien hendaklah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat untuk menghindari risiko terpapar atau tertular.
Tenaga medis akan gugur kewajibannya melayani pasien bila tidak tersedia APD yang sesuai ketentuan persyaratan.
Tenaga medis diminta senantiasa terus menerapkan protokol kesehatan di tempat prakteknya masing-masing, dengan memperhatikan aturan social distancing di ruang tunggu, menyiapkan fasilitas cuci tangan, dan sanitizer yang mencukupi.
Kemudian diminta terus-menerus untuk ikut edukasi, sosialisasi kepada masyarakat untuk senantiasa memproteksi diri, terutama memakai masker, dan senantiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, Eka Mulyana, mengatakan akan senantiasa berupaya untuk mendukung teman sejawat anggota IDI untuk dapat menjaga keamanan dan keselamatan bersama dalam melakukan tugas profesinya.
"Intinya, latar belakang kami membuat surat edaran itu khusus untuk anggota-anggota kami, dokter-dokter di kota dan kabupaten di Jabar. Latar belakangnya adalah betul seperti yang tadi disampaikan, kemudian dari berita yang ada, beberapa waktu terakhir ini ternyata angka kejadian Covid-19 ini, baik yang terkonfirmasi positif maupun yang meninggal ternyata masih bertambah terus," kata Eka melalui ponsel, Selasa (15/9/2020).
Peningkatan kasus ini, katanya, bukan hanya di Jabar, tapi terjadi di provinsi lainnya di Indonesia.
Atas dasar itulah, katanya, pihaknya perlu mengingatkan kembali untuk lebih ekstra waspada kepada para dokter yang setiap hari berhadapan langsung dengan pasien.
"Ini kenapa harus kita antisipasi, karena occupancy rate atau kebutuhan ketersediaan tempat tidur ini bertambah terus, sedangkan tempat tidur jumlahnya tetap. Jumlah dokter tetap, tapi jumlah pasien bertambah. Terbayang, kan, itu yang akan terjadi seperti itu," katanya.
Hal-hal yang seperti inilah, katanya, yang bukan tidak mungkin akan menambah risiko penularan yang membuat kasusnya bertambah banyak juga.
Eka mengatakan masalah pandemi ini adalah multifaktoral, dari hulu sampai hilir.
"Di hulunya, di tengah masyarakat, ternyata bertambah terus. Kenapa bertambah terus, nah itu, kan, jadi tanda tanya kita bersama. Kenapa, karena salah satunya ternyata disiplin protokol kesehatan masih terus harus ditingkatkan, baik efektivitas, pengawasan, dan pelaksanaan," katanya.
Menurut Eka, hal ini pun harus melibatkan semua pihak, bukan hanya satgas dan dokter, tapi tingkat bawah sampai atas masyarakat, termasuk di tingkat RT, RW, desa, tokoh masyarakat dan agama, harus berperan semua dalam mengatasi Covid-19.
"Karena masih banyak yang abai seperti kondisi normal, tanpa masker, itu kelihatan seperti biasa padahal ini sedang pandemi. Penularan Covid-19 kan tidak kelihatan, banyak yang kelihatan seperti orang sehat. Tapi kenyataannya kasusnya bertambah. Bahkan tenaga medis yang kena bertambah," katanya.
Dokter yang terpapar Covid-19 di Jabar selama ini, katanya, sekitar 40 orang sedangkan di Indonesia sudah lebih dari 100 dokter terkonfirmasi positif Covid-19.
Angka tertinggi terdapat di Jakarta dan Jawa Timur, sedangkan Jawa Barat di posisi keempat.
"Karena dokter ahli atau yang menangani Covid-19 ini berguguran, sementara layanan harus terus berlanjut. Kalau tidak diatasi, yang ke rumah sakit akan bertambah terus, rumah sakit akan overload. Sampai kita cari fasilitas isolasi bahkan hotel kalau perlu. Terus tambah tenaga medis kesehatan," katanya.
Eka menekankan bukan berarti para dokter ini ingin diperhatikan, tapi dengan semakin banyaknya pasien, akan bertambah juga beban kerja dokter dan membuat risiko penularan lebih tinggi, padahal daya tahan tenaga medis ada batasnya.
Menurut Eka, pihaknya mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang kian intens meningkatkan kewaspadaan untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Salah satunya dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 443/134/Hukham tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penularan COVID-19 yang ditandatangani Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
• Ada Kades di Majalengka yang Positif Corona, Enam Kades Lain Harus Jalani Tes Swab
• Karawang Kini Masuk Zona Oranye, Keterisian Ruang Rawat Pasien Positif Corona 74 Persen