Masuk Zona Merah, Kabupaten Bandung Waspada Kebakaran Hutan di Musim Kemarau
Beberapa daerah di Kabupaten Bandung rawan terjadi kebakaran hutan saat musim kemarau karena kekeringan.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Beberapa daerah di Kabupaten Bandung rawan terjadi kebakaran hutan saat musim kemarau karena kekeringan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Ahmad Djohara, mengatakan kekeringan selalu beriringan dengan kejadian kebakaran.
"Dari pantauan kami (saat kekeringan) sering kali terjadi kebakaran rumah, termasuk antisipasi jika kebakaran hutan dan lahan," ujar Ahmad di kantornya yang berada di Soreang, Senin (7/9/2020).
Ahmad mengatakan untuk tahun 2019 sagat berat. Bahkan Bupati Bandung, Dadang M Naser, meminta bantuan ke kepala BNPB untuk dikirim helikopter water boombing untuk mematikan api yang membakar hutan.
"Jadi pemadamannya sampai menggunakan heli tahun kemarin," kata Ahmad.
Tahun ini, katanya, belum ada laporan kebakaran hutan. Namun demikian pihaknya tetap waspada.
Selain itu, kata Ahmad, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan koordinasi lapangan dengan aparat pemerintah kewilayahan.
• Sinopsis Bioskop TransTV A Walk Among the Tombstones Senin (7/9/2020) Malam Ini
"Untuk selalu memberikan imbauan kepada warga mencegah (kebakaran) pada musim kemarau ini," katanya.
Terkait antisipasi kebakaran hutan, kata Ahmad, tentunya akan meningkatkan koordinasi dengan Diskar juga dengan PTPN, dan perkebunan.
"Supaya meningkatkan kewaspadaan tentang bahaya terjadinya kebakaran," tuturnya.
• Tusuk Ibunya 79 Kali, Wanita Ini Malah Tersenyum ke Arah Kamera Saat Menjalani Sidang
Menurut Ahmad, di Kabupaten Bandung yang merupakan zona merah atau daerah rawan terjadi kebakaran hutan yang sangat banyak karena di Kabupaten Bandung wilayahnya berbukit bukit.
"Seperti Baleendah, Arjasari, Soreang, Ciwidey, Pangelengan, sama masuk zona merah karena wilayah perbukitan itu selalu rentan terjadinya penurunan debit air," ucapnya. (*)