Vaksin Covid-19 Hanya Bertahan 6 Bulan dalam Tubuh, IDI Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini
Vaksin Covid-19 tidak bersifat permanen di dalam tubuh. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan, vaksin Covid-19 cuma bertahan enam bulan.
"Hari ini saya hadir di Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat."
"Dalam rangka melihat secara langsung pelaksanaan penyuntikan yang perdana untuk imunisasi 1.620 relawan, yang akan diujicobakan."
"Dan kita berharap uji klinis yang ketiga ini nantinya insyaallah akan diselesaikan dalam 6 bulan ini," kata Presiden.
Apabila uji klinik fase III ini lancar, kata Presiden, maka produksi vaksin secara massal akan dilakukan pada Januari 2021.
Produksi vaksin akan dilakukan oleh PT Biofarma yang saat ini memiliki kapasitas produksi 100 juta vaksin setahun, dan akan meningkat menjadi 250 juta vaksin setahun.
"Artinya vaksin inilah yang nanti akan digunakan untuk vaksinasi di Tanah Air," tutur Presiden.
Menurut Presiden, Indonesia sedang mengembangkan vaksin bernama merah putih dalam tiga bulan terkahir.
Pengembangan vaksin tersebut diperkirakan akan rampung pada pertengahan 2021.
"Jadi kita mengembangkan full sendiri oleh lembaga Eijkman dan juga BPPT, LIPI, BP POM, Menristek, dan universitas-universitas yang kita miliki, yaitu vaksin merah putih," bebernya.
Selain vaksin yang dikembangkan sendiri, dan vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan sejumlah negara untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Di antaranya, dengan Uni Emirat Arab dan Korea Selatan.
"Saya rasa kita membuka diri dalam rangka secepat-cepatnya untuk melakukan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia."
"Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini."
"Kita optimis dengan segera ditemukan vaksin ini, kita bisa segera melakukan vaksinasi kepada seluruh rakyat," papar Presiden.
Sebelumnya, pemerintah diperkirakan membutuhkan dana Rp 65,25 triliun untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada 160 juta penduduk Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam tayangan virtual bertajuk 'Vaksin Corona Makin Dekat', Jumat (7/8/2020).
Menurut Erick Thohir, tiap orang membutuhkan dua kali penyuntikan vaksin Covid-19.
"Kalau harganya 15 dolar AS per vaksin, jadi berapa?"
"Anggap 300 juta orang dikali 15 dolar AS, sudah 4,5 miliar dolar AS (Rp 65,25 triliun atau kurs Rp 14.500 per dolar AS)," kata Erick Thohir.
Mantan bos Inter Milan itu mengungkapkan, rencananya dana vaksin Covid-19 tersebut sebagian akan menggunakan dana dari Kementerian Kesehatan.
"Ya, saya rasa ini yang sudah kita rapatkan kemarin, dari anggaran Kemenkes yang tersisa Rp 24,8 (triliun) ya mungkin sebagian buat down payment vaksin dulu," ucap Erick Thohir.
Pemerintah, kata Erick Thohir, akan memetakan daerah-daerah mana saja yang masyarakatnya akan disuntikkan vaksin tersebut terlebih dahulu.