Jubir Tim Riset Uji Klinis: Vaksin yang Diujicoba Bisa Atasi Virus Covid-19 yang Sudah Bermutasi
Peneliti Universitas Airlangga mengatakan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, kini telah bermutasi dengan strain atau tipe virus D614G dan Q677H
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Peneliti Universitas Airlangga mengatakan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, kini telah bermutasi dengan strain atau tipe virus D614G dan Q677H yang menjadi lebih cepat menular dari sebelumnya.
Kemudian muncul pertanyaan apakah vaksin dari Sinovac Biotech Tiongkok yang tengah diuji klinis oleh Universitas Padjadjaran bisa mengatasi virus tersebut.
Juru Bicara Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan, mengatakan vaksin yang tengah diuji klinis ini tentu saja bisa mengatasi virus tersebut.
• Terdampak Pandemi Covid-19, Jumlah Kunjungan Masyarakat ke Mall masih Landai
Rodman mengatakan memang virus bisa bermutasi, namun tetap, virus ini memiliki sejarah evolusi yang sama dengan virus dari Tiongkok dan kini tengah diuji coba.
"Bisa. Virusnya ada mutasi, namun dari filogenetiknya masih sama dari Cina. Vaksin Sinovac dapat digunakan untuk serotipe di Indonesia," katanya melalui ponsel, Selasa (1/9/2020).
Hal tersebut pun sempat dikatakan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, beberapa pekan lalu saat menanggapi kemungkinan mutasi dan jenis-jenis virus Covid-19.
Rodman mengatakan uji klinis vaksin Covid-19 ini pun terus dilakukan dan hari ini totalnya bisa dilakukan skrining terhadap sampai 260 relawan. Pendaftaran pun, katanya, masih dibuka walaupun sudah melampaui angka total relawan yang dibutuhkan, yakni 1.620 orang.
• Bahan Baku Vaksin Corona dari Sinovac Ternyata Hanya Cukup untuk 130 Juta Warga Indonesia
"Pendaftaran masih dibuka. Belum ditutup karena masih menunggu rekap dari site, berapa jumlah subjek yang cancel datang," katanya.
Kepala Divisi Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dwi Agustian, mengatakan kabar mengenai mutasi yang dialami oleh virus corona terbaru ini harus menjadi peringatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Itu jadi peringatan bagi kita ya, apapun kondisinya, kita mesti waspada dan hati-hati. Dari dulu juga kita kan harusnya tidak terkena dulu untuk bisa berhati-hati, tidak juga harus jadi korban, atau ada orang di sekitar yang meninggal dulu, untuk bisa hati-hati," katanya.
Dwi mengatakan perkembangan di dunia medis ini, termasuk temuan adanya mutasi virus, menjadi uji coba kesabaran semua pihak, terutama setiap pribadi untuk terus meningkatkan stamina dan tetap berperliaku seimbang serta tepat, supaya terhindar dari Covid-19.
"Kalau untuk masyarakat, ini ujian untuk bisa tetap punya daya tahan yang baik terhadap virus dengan banyak cara, sebelum vaksin ada. Cara-cara itu dari individu, keluarga, masyarakat, sampai yang bisa diorganisasikan secara umum," katanya.
Jika semua pihak sudah teredukasi untuk melakukan kehati-hatian dalam berperilaku, hal ini tidak hanya berguna untuk mencegah Covid-19, tapi berbagai penyakit lainnya. Kuncinya, katanya, tidak keras kepala dan selalu mengikuti anjuran protokol kesehatan.
"Kalau dari awalnya sudah bedegong, bukan hanya kena Covid-19. Bisa kena semua penyakit. Kalau vaksin kan pencegahan secara biologis, nah perilaku ini pencegahan secara psikologis, di antaranya kita harus jadi orang yang berpikiran positif," katanya.