Siwang Binih, Makanan Khas Pesisir Indramayu, Kini Sudah Diekspor ke Jepang

Ika Julia (30) tidak menyangka, Siwang Binih buatannya kini mulai dikenal banyak kalangan. Permintaan ratusan

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ichsan
tribunjabar/handika rahman
Siwang Binih, Makanan Khas Pesisir Indramayu, Kini Sudah Diekspor ke Jepang 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Ika Julia (30) tidak menyangka, Siwang Binih buatannya kini mulai dikenal banyak kalangan. Permintaan ratusan hingga ribuan bungkus siwang binih pun terus berdatangan setiap bulannya.

Ibu muda kelahiran 1990 itu bahkan tak mengira akan ada perusahaan yang mengajukan kerjasama untuk memasarkan makanan tradisional khas pesisir tersebut di Jepang.

"Untuk ekspor ke Jepang itu minimal 15-20 ribu pcs permintaannya," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah produksi sekaligus kediamannya di Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (31/8/2020).

Padahal, awal mula memulai bisnis Siwang Binih diakui Ika Julia berawal dari ketidak sengajaan.

Pilkada Kabupaten Bandung 2020, Usman Sayogi Tak Sabar Ingin Segera Tempur

Sekitar akhir tahun 2016 lalu banyak dari tetangga rumah yang memproduksi siwang, termasuk orangtuanya sendiri.

Ika Julia yang pada waktu itu memiliki karier cukup baik dibidang pemasaran sebagai agen dan reseller mencoba membaca peluang tersebut, apalagi siwang adalah makanan favoritnya sejak kecil.

Dorongan dari sang suami yang tak ingin dirinya merasa puas bila hanya sukses menjual produk orang lain tanpa memiliki produk sendiri juga menjadi tantangan tersendiri bagi ibu dua orang anak tersebut.

Pada tahun 2017, Ika Julia memberanikan diri memproduksi siwang dalam jumlah banyak, ia dibantu oleh sang ibu dalam proses produksi.

Saat ini ada 4 varian rasa yang berhasil ia produksi, yaitu original, pedas, teri pedas, dan jengkol pedas. Untuk satu pcs-nya ia bandrol dengan harga Rp 15-28 ribu, tergantung berat.

"Awalnya ya nawar-nawarin ke teman-teman dan responnya bagus, permintaan juga samakin banyak sampai Ika juga minta bantuan ke para tetangga untuk ikut bantu produksi sampai bisa seperti sekarang," ujarnya.

Mengetahui produknya direspon baik, ia kemudian mulai mempelajari standar operasional pangan, standarisasi kuliner yang baik, hingga bagaimana menarik konsumen agar menyukai produknya.

Keluarga Tenaga Kesehatan Asal Sumedang yang Positif Covid-19 akan Menjalani Swab Test Besok

Ia juga memilih membuat siwang kualitas premium dengan tujuan bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk masyarakat kalangan menengah ke atas.

Adapun nama Siwang Binih sendiri berasal dari kata terasi bawang yang disingkat menjadi siwang, serta binih yang berasal dari kata bini, yang artinya istri dalam bahasa betawi.

"Tapi bini kalau di sini kurang familiar, jadi aku tambahan huruf h jadinya Siwang Binih biar melekat. Siwang Binih itu artinya siwang buatan para istri, pasti dijamin enak," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved