Kisah Dalang Muda asal Cianjur, dari Ngamen Kacapi di Punclut sampai Keliling Dunia dan Jadi Juara
Sibuk mengisi beragam penampilan, sampailah Kodrat pada pengalaman baru dalam hidupnya yang harus mengisi workshop di sebuah kampus di Washington
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Darah seni sudah mengalir di tubuh Kodrat Taryana (27) sejak kecil. Putra dari almarhum dalang kondang Raden Endang Taryana warga Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, ini juga sering minta izin pulang kepada guru ketika masih bersekolah dasar.
Saat itu ia masih duduk di kelas 3 SD saat sering izin pulang duluan kepada gurunya.
Menginjak usia remaja, selesai menempuh pendidikan SMP ia minta izin untuk berangkat ke Bandung. Keluarganya tak mengetahui jika Kodrat bersekolah di SMKi Karawitan. Saat itu keluarga hanya mengetahui Kodrat akan bekerja.
Perjuangan di Kota Bandung pun tak mudah, Kodrat harus menjadi pengamen kecapi untuk mendapat biaya untuk hidup.
• Link Kurikulum Darurat yang Dikeluarkan Kemendikbud, Apa Dampaknya Bagi Siswa dan Guru?
"Saat pergi dari Cianjur saya hanya dibekali untuk kos, bekal sudah habis saya terpaksa mengamen kecapi, tempat yang biasa saya kunjungi untuk mengamen di Bandung adalah kawasan kuliner Punclut," ujar Endang saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/8/2020).
Endang mengatakan, beragam usaha selain mengamen ia lakoni saat hidup mandiri di Bandung. Buah keuletan dan fokus pada belajar seni pun menghantarkan ia mendapat beasiswa kuliah di STSI spesialis padalangan.
Tak hanya sampai sarjana, ia melanjutkan kuliah sampai dengan SII program masgister di STSI. Ayah dari Narayana (2) ini semula tak yakin menjadi dalang. Keluarga menduga Kodrat akan menjadi PNS saat itu karena ia kuliah di Bandung.
"Pada awalnya saya tak yakin jadi dalang," ujar Kodrat.
• Jelang Penobatan PRA Luqman sebagai Sultan Sepuh XV, Keluarga Keraton Kasepuhan Sampaikan Hal Ini
Lalu sampailah ia pada takdir hidupnya di tahun 2013 dengan mengikuti kontes dalang. Saat itu ia mewakili Bandung untuk mengikuti kontes. Beragam persiapan tak perlu ia lakukan karena ia hanya menampilkan kebiasaannya sehari-hari.
Kodrat pun tak mengetahui jika yang menjadi jurinya saat itu adalah ayahnya, Endang Taryana.
"Saya baru mengetahui ayah saya juri ketika pembagian hadiah, saat itu saya juara, ayah saya mengernyitkan dahi melihat nama di piagam, ia bertanya kepada juri lainnnya, jawaban juri Kodrat perwakilan dari Bandung. Namun saat saya tampil ke panggung, ayah saya langsung merevisi nama saya menjadi Kodrat Taryana, dan disitulah awal keyakinan ayah saya adanya penerus dalang di keluarga," kata Kodrat.
Kodrat mengatakan, sejak saat itu ayahnya yang tak yakin anaknya bisa mendalang, menjadi yakin dan langsung mendampingi kemanapun ia pergi.
"Kalau ayah saya mentas saya mendapat giliran tampil, ayah saya sampai jam 12, saya lanjutkan, atau sebaliknya," kata Kodrat.
• Pengalaman Joe Taslim Syuting Swordsman dan Tinggal di Korea Selatan hingga Foto dengan Jang Hyuk
Sejak saat itu juga Kodrat mendapat kritikan setiap penampilan dari ayahnya langsung.