Kisah Amrizal Salayan, Pematung yang Nyaris Gagal Kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB
AMRIZAL Salayan adalah sosok yang mau bekerja keras dan pantang menyerah. Dia mengalami hampir gagal kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
AMRIZAL Salayan adalah sosok yang mau bekerja keras dan pantang menyerah. Dia mengalami hampir gagal kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Dikenal sebagai pematung senior yang handal dan berpengalaman memiliki jam terbang tinggi, tidak lantas membuat dirinya tinggi hati. Dia selalu menitipkan rasa rendah hati para mahasiswa dan murid-muridnya.
"Karena saya selalu ingat masa lalu yang penuh kerja keras dan tantangan, saking sulitnya hidup saya dulu, saya nyaris gagal kuliah di ITB," tutur Amrizal.
Kisah ini bermula ketika ia nekat melancong ke Bandung pada 1979. Saat itu ia masih duduk di bangku kuliah IKIP Padang.
Amrizal nekat ke Bandung untuk mencari pengalam hidup baru serta mencari tantangan menuntut ilmu yang lebih tinggi lagi.

Singkatnya, Amrizal pun mencoba ikut ujian saringan masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Di luar dugaan, ia lolos dan akhirnya diterima di ITB.
"Senangnya bukan kepalang, tapi bingungnya juga gak kepalang," tutur Amrizal sambil tertawa.
Saat itu dirinya tidak memiliki uang untuk melanjutkan kuliah di ITB. Bahkan biaya untuk daftar ulang pun dia tak ada.
Amrizal mengaku sangat bingung dan pasrah, namun ia tetap berusaha mencari jalan keluar. Usaha dan doa Amrizal pun rupanya membuahkan hasil.
Dua hari jelang penutupan pendaftaran ulang, pertolongan itu datang kepadanya.
"Entah kenapa, saat itu ada dosen yang baik hati dan membayarkan uang daftar ulang saya.
Saya juga bingung karena kenal terlalu dekat pun tidak," ujarnya.
Sejak saat itu kedekatan Amrizal dengan sang dosen terus berlanjut hingga akhirnya ia dipercaya membantu segala pekerjaan dosen itu dengan suka rela untuk memperoleh sedikit tambahan biaya kuliahnya di Bandung.
• Patung Pahlawan Nasional Karya Amrizal Salayan Bertebaran di Seluruh Indonesia
Karyanya Tersebar di Seluruh Indonesia
Beberapa patung pahlawan nasional menghiasi sebuah tempat di Jalan Awiligar Utara 2.
Patung-patung itu berdiri tegak di beberapa sudut. Bahkan ada tiga patung setinggi 7,5 berdiri tegak di depan workshop itu.
Tempat itu merupakan studio milik Amrizal Salayan. Amrizal adalah pematung yang membuat patung-patung para pahlawan dan tokoh nasional Indonesia.
"Patung-patung ini adalah masternya, masih berbentuk gif. Hasil yang sebenarnya tentunya bukan seperti ini dan sudah ditempatkan di tempat sesuai pemesanannya," kata Amrizal kepada Tribun Jabar di Studio Amrizal Salayan di Jalan Awiligar Utara 2, belum lama ini.
Karya-karya Amrizal tersebar di penjuru Tanah Air. Patung-patungnya menghiasi berbagai tempat seperti di jalan raya, taman, lembaga pemerintahan, swasta, dan tempat lainnya.
Di Kota Bandung, karya Amrizal banyak tersebar, beberapa di antaranya adalah patung Jenderal Sudirman di Seskoad dan patung Laskar Wanita di Viaduk.
• Neymar Menangis Gagal Bawa Paris Saint-Germain Kalahkan Bayern Munchen di Final Liga Champions
Patung-patung pahlawan nasional lainnya karya dia bertebaran di Jakarta seperti patung para Pahlwan Revolusi (Gedung Dephan), Jenderal Sudirman (Jalan Jenderal Sudirman), Sukarno-Hatta (Cengkareng), Urip Sumohardjo (Dephan), J Leimena dan Siwabessy (Maluku), Sukarno-Hatta (Monumen Papua Nugini), dan masih banyak.
Di balik kehebatan patung-patung yang berdiri tegak memberikan kharisma dan sejarah yang begitu dalam, terdapat sosok pencipta patung yang sangat sederhana dan ramah.
Amrizal Salayan, sang kreator patung-patung itu, merupakan sosok sederhana. Kesederhanaannya merupakan garis hidup yang dia tempuh dari kota kelahiran di Bukittinggi Sumatra Barat hingga ke Bandung hingga saat ini.
"Sejak kecil hidup saya prihatin, saya sudah menjadi anak yatim sejak kelas 3 sekolah dasar," kata Amrizal.
Berkat kerja keras dan keinginan untuk mau maju yang mendorong Amrizal mampu menjadi orang seperti saat ini.
Dari pemikiran dan rancangan tangan pria kelahiran 8 Oktober 1958 itu, telah lahir banyak sekali mahakarya. Tidak hanya patung, ornamen-ornamen lain banyak menginspirasi para seniman-seniman muda. Bahkan menginspirasi banyak kalangan awam.
• Reaksi Thomas Tuchel Setelah Paris Saint-Germain Dikalahkan Bayern Munchen di Final Liga Champions
Studio Amrizal berada di kawasan asri. Tempatnya berhimpitan dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Studio ini tidak pernah tertutup, pintunya terbuka untuk para tamu terlebih untuk para tetangganya.
Bahkan saking terbukanya, Amrizal selalu memperbolehkan anak-anak warga sekitar bermain di halaman rumahnya, dengan syarat, tidak boleh berkata kasar dan harus bicara lembut dengan tatakrama dan sopan santun.
Tak hanya itu, selain memperbolehkan anak-anak bermain halaman rumahnya, Amrizal juga memperbolehkan murid-murid sekolah dasar belajar di halaman rumahnya.
"Jika ada kunjungan guru ke rumah murid, mereka bisa berkumpul bareng-bareng di sini," ujar Amrizal. (kemal setia permana)