Pembunuhan di Kuningan

Jumirah yang Tewas Dihantam Ulekan Anak Kandung Sempat Minta Air ke Tetangga untuk Berwudu

Suasana duka masih terasa di keluarga Jumirah (76) di Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Sabtu (22/8/2020).

Editor: Giri
Tribunjabar.id/Ahmad Ripai
Seorang anak membunuh ibu kandungnya yang sudah lanjut usia di Kuningan, Jumat (21/8/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Suasana duka masih terasa di keluarga Jumirah (76) di Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Sabtu (22/8/2020). Hal itu menyusul dengan kematian Jumirah yang meninggal dunia di tangan anaknya sendiri, Ono Suhana, Jumat (21/8/2020).

Beberapa jam sebelum kematian menjemput Jumirah (76), Sukriah yang merupakan kerabat korban dan tinggal bertetangga ini mengatakan, Jumirah pada waktu siang sempat mampir dan mengambil air wudu untuk menjelani aktivitas rukun Islam.

"Ya, Jumirah kemarin ke kobong dan minta air untuk berwudu, karena air di rumahnya tidak ada," kata Sukriah saat ditemui di rumahnya.

Sukriah menjelaskan, kematian Jumirah yang terhantam ulekan yang di gunakan anakannya. "Saya tidak tahu, awalnya dan pemicu bagaimana. Namun pada sore kemarin itu rumah Jumirah ramai, banyak orang," katanya.

Sukriah menceritakan sikap penurunan mental yang di alami Ono.

"Kemungkinan besar akibat rumah tangga, karena sudah dua kali istrinya meninggalkan terus," katanya.

Banyak yang merasa kehilangan atas meninggalnya Jumirah.

Yuli (52), seorang menantu korban saat ditemui mengatakan, terkejut dengar informasi ibu mertua meninggal terhantam ulekan oleh Ono.

"Informasi saya terima jam delapan malam, dan jam sebelas malam,  kami langsung pulang dari Jakarta," kata Yuli yang menikah dengan Satum Sahara (55), anak ketiga Jumirah.

Dalam kesempatan itu, Yuli pun memperlihatkan titik tempat kejadian saat mertua menghembuskan nyawa.

"Ya, di sini lokasi saat ibu mertua terkapar," kata Yuli.

Petugas kepolisian Sektor Garawangi menangkap Ono Suhana setelah kejadian.

“Pelaku sudah kami amankan dan korban juga telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi dalam pengembangan keterangan,” ungkap kata Kapolsek Garawangi, AKP Her Budiman, melalui Kanit Reskrim Polsek Garawangi, Aipda Aan Tri Wijayanto, Jumat (21/8/2020).

Mengenai pemanggilan pihak keluarga atau saksi dalam pengembangan keterangan, polisi akan melakukannya besok.

"Sebab sekarang suasana masih berduka dan korban pun telah di pulangkan untuk dilakukan prosesi pemakaman,” katanya.

Tindak lanjut terhadap pelaku, kata Aan, telah dilimpahkan ke Mapolres Kuningan.

Berdasarkan pemeriksaan di RSUD 45 Kuningan, Jumirah yang merupakan ibu kandung Ono Suhana mengalami beberapa luka robek di bagian kepala akibat hantaman benda yang digunakan pelaku.

“Sudah kami jahit,” kata petugas di RSUD 45.

Roy Fadli, cucu Jumirah (76), mengatakan, Ono Suhana mengalami gangguan mental tingkat tinggi.

“Pelaku memang suka kumat jika mentalnya terganggu dan bersikap galak saja begitu,” ungkap Roy saat ditemui di Polsek Garawangi.

Roy mengatakan, awal mengetahui neneknya meninggal itu dari istrinya.

Roy sangat priatin dengan tindakan pamannya.

“Dulu pernah juga sempat marah–marah tapi bisa dibendung. Kemudian juga, dulu pernah masuk penjara dan saya jemput,” katanya.

Dipukul Pakai Ulekan

Ono Suhana menghabisi nyawa ibu kandungnya, Jumirah (76), dengan ulekan. Peristiwa yang menggegerkan itu terjadi di Desa Kadatuan, K ecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan.

Ono Suhana memukulkan ulekan ke kepala Jumirah sehingga sang ibu kandung itu meninggal dunia

Hal itu dikatakan Kastor, Kepala Desa Kadatuan saat di hubungi ponselnya, Jumat (21/8/2020).

Kastor menyebutkan, pelaku diketahui memiliki masalah mental alias gangguan jiwa.

“Diketahui sejak delapan tahun terakhir, pelaku emang punya mental berbeda dengan warga biasanya,” ungkap Kastor.

Kata Kastor, warga sekitar memang tidak ada yang berani melerai sehingga peristiwa tragis itu terjadi.

“Pertama diketahui oleh kakak kandungnya,” katanya.

Kastor mengatakan, kasus ini sudah mendapat perhatian dan penanganan dari kepolisian.

“Pelaku sudah di amankan dan dibawa ke kantor polisi. Korban, tadinya sih mau di bawa ke rumah sakit untuk diketahui bagian mana saja yang terkena hantaman pelaku,” kata Kastor.

Peristiwa anak membunuh ibu kandungnya ini membuat geger warga yang bersiap menjalankan salat Magrib.

Didi, seorang warga Desa Kadatuan mengatakan, peristiwa pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 17.00.

Didi mengatakan, awal kejadian yang menggemparkan warga sekitar.

“Tadi diketahui awal itu oleh kakak Ono, yakni Mang Sakri (50) juga sempat kena amukan pelaku,” ungkap Didi.

Didi menerangkan, pelaku pembunuhan terhadap ibu kandung diduga mengalami gangguan jiwa.

“Kalau diketahui dalam kesaharian pelaku memang rada begitu (stres),” ungkap Didi lagi.

Didi saat dihubungi via ponsel menyebutkan kasus itu menyedot perhatian warga.

”Ya, Kang, sekarang masih ramai. Banyak orang datang,” katanya.

Korban saat masih muda dan kuat, kata Didi, bermata pencaharian sebagai pedagang sayur keliling.

“Namun di usia yang sudah tua, almarhumah Ibu Jumirah memang hidup berdua dengan Ono,” kata Didi.

Dia mengatakan, suami korban yakni Rohadi telah meninggal sejak lima tahun lalu.

Menyinggung soal pelaku, kata Didi, Ono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved