Mengintip Narapidana di Lapas Warungkiara Sukabumi, dari Ternak Puyuh, Kecoa hingga Hafal Al-Quran
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) merupakan tempat pembinaan terhadap narapidana (napi) yang sedang menjalani
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
Untuk satu ekor kecoa, sebut dia, dijual dengan harga Rp1.500 dan jangkrik dijual Rp 25 hingga Rp 35 ribu perkilo gram.
"Jangkrik harga Rp25 sampai Rp35 ribu perkilo gram. Kecoa managaskar Rp1.500 per satu ekor, yang indukan (pasangan) Rp 15 ribu satunya," ujarnya.
Selain fokus di bidang industri, di Lapas Kelas II B Warungkiara ini juga ada berbagai kegiatan kerajinan.
Seperti membuat kerajinan kayu, menjahit, hingga produksi sablon pakaian pun dilakukan oleh para napi.
Fasih bahasa Arab, Inggris dan Hafal Al-quran
• Sambut Hari Kemerdekaan Indonesia saat Pandemi Horison Ultima Bandung Suguhkan Lagu-lagu Ebith G Ade
Ternyata, selain ada peternakan dan kerajinan, terdapat juga sebuah pesantren di dalam Lapas Kelas II B Warungkiara ini.
Menurut Rustanto, yang mendirikan pesantren di Lapas adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi.
"Jadi kami disini bekerjasama dengan MUI, MUI disini mendirikan pesantren, jadi ustad, kiainya dikirim oleh MUI langsung, jadi disini ada yang belajar bahasa Arab, Inggris, tahfiz," tuturnya.