VIDEO Lestarikan Budaya Leluhur, JAF Kembali Gelar Binaraga Antar Jebor di Tengah Pandemi COVID-19

"Sekarang kan banyak nih penjual genteng baru bermunculan, ya semoga dapat meningkatkan penjualan genteng kami lah," ucapnya.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: yudix
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
 
TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA- Gelaran perlombaan binaraga antar jebor atau pekerja pabrik genteng bertajuk Jatiwangi Cup yang digelar Jatiwangi Art Factory (JAF) resmi digelar, Selasa (11/8/2020) malam.
 
Perlombaan itu diikuti oleh 20 binaragawan yang bekerja sebagai buruh pabrik genteng di wilayah Jatiwangi.
Lomba binaraga ini rutin setiap tahun digelar atau kini sudah memasuki tahun ke-6.
 
Namun, pandemi Covid-19 seperti sekarang ini mengharuskan gelaran tersebut menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
 
Salah satu binaragawan, Yana Kusyana (23) mengatakan, dirinya sudah sejak tahun pertama telah mengikuti kejuaraan jebor tersebut.
 
Meski, belum pernah merasakan kemenangan, ia mengaku hal itu hanya sebagai sebuah hiburan dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
 
"Sudah 6 kali saya ikuti kejuaraan ini. Selain untuk memajukan penjualan genteng-genteng di wilayah Jatiwangi, motivasi saya untuk memperingati HUT RI memperlihatkan jiwa nasionalisme," ujar Yana saat ditemui selepas acara.
Ia pun berharap, dengan terus diselenggarakannya kegiatan tersebut, dapat meningkatkan penjualan para pengusaha genteng.
 
Sehingga, dapat bersaing dengan para penjual genteng yang baru bermunculan.
 
"Sekarang kan banyak nih penjual genteng baru bermunculan, ya semoga dapat meningkatkan penjualan genteng kami lah," ucapnya.
 
Direktur JAF, Ginggi Syar Hasyim mengatakan lomba ini digelar sejalan dengan semangat HUT kemerdekaan RI, sekaligus memperingati pencapaian kebudayaan pengolahaan tanah yang sudah lebih dari seabad lamanya berlangsung.
 
Ginggi mengatakan, kontes tahunan yang diikuti para pekerja bertubuh kekar dari sejumlah pabrik genteng di Jatiwangi tersebut digelar untuk memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia.
Sekaligus, sebagai rasa syukur atas karunia yang diberikan.
 
"Jebor atau pabrik genteng merupakan salah satu sarana kehidupan manusia Jatiwangi yang kehadirannya bahu-membahu dengan pertanian, dan ini sudah berlangsung lama," ujar Ginggi saat ditemui di lokasi, Selasa (11/8/2020) malam.
 
Pengalaman manusia Jatiwangi dalam mengolah tanah, kata Ginggi, benar-benar telah menubuh.
 
Hal itu bisa dilihat dari lekuk tubuh para peserta Jatiwangi Cup itu.
 
"Keliatan tubuh mereka didapatkan sebagai hasil dari mengolah tanah untuk menjadi genteng (keramik) yang menaungi atap-atap rumah kita. Jatiwangi Cup memang merayakan kebugaran sekaligus lekuk tubuh para pekerja pabrik genteng, para manusia Jatiwangi," ucapnya.
 
Dia menegaskan, dalam suasana pandemi Covid-19 ini, bekerja di rumah sudah menjadi imbauan pemerintah.
 
Namun, kondisi itu tak berlaku bagi kaum pergentengan (jebor pabrik genteng), karena dirinya menggap rumah kedua. 
 
"Jatiwangi Cup 2020 mestinya berlangsung di PG Super Bambang, Baturuyuk. Tapi karena pandemi menuntutnya untuk menyesuaikan diri menerapkan protokol kesehatan dan digelar di Jebor Hall, Jatiwangi art Factory," jelas dia.
 
Karena harus menjaga jarak, lanjut dia, yang dipersilakan menonton hanya anggota keluarga peserta.
 
Tentunya, dengan duduk dalam kluster-kluster yang berjarak dengan protokol kebersihan yang ketat.
 
Termasuk tahap penjurian dibagi dua.
 
"Teknisnya, keseluruhan peserta didatangi ke pabriknya masing-masing untuk difoto," kata pendiri JAF tersebut.
 
Ginggi menambahkan, pada kegiatan tersebut, hanya yang lolos ke tahap final atau sebanyak 20 peserta.
 
Kemudian, dua puluh peserta tersebut diseleksi memeragakan tubuhnya bak peragawan, di sebuah catwalk lengkap dengan segala gemerlap lampu dan musiknya. 
 
"Tiga orang juri akan melakukan penilaian daring sementara dua yang lainnya akan duduk di hadapan panggung," tuturnya.
 
 
Sementara, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana mengapresiasi kegiatan jebor binaraga Jatiwangi Cup yang ke-6 ini.
 
Menurutnya, kejuaraan ini merupakan kegiatan rutin yang bagus diadakan oleh Jatiwangi Art Factory (JAF).
 
Pihaknya menilai, tidak hanya sebuah even olahraga, tetapi lebih melihat kepada kreativitas dari para seniman di Jatiwangi untuk lebih meningkatkan lagi gairah jebor atau produksi genting, khususnya di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
 
"Apalagi tema 'Ngotot Jatiwangi' ini tidak hanya ngotot memperlihatkan otot bagi para pekerja genting Jatiwangi. Tetapi lebih kepada filosofi ngotot semangat. Semangat yang ditimbulkannya itu bahwa semangat pabrik genting di Jatiwangi harus lebih semangat untuk tetap eksis," ujar Tarsono, saat ditemui di lokasi tersebut, Selasa (11/8/2020) malam.
 
Wabup berharap, eksistensi industri genting di Majalengka khususnya Jatiwangi agar lebih maju lagi.
 
Disamping itu juga, even rutin yang digelar setiap tahunnya ini menjadi daya tarik wisata.
 
Pasalnya disamping olahraga, tentu kegiatan ini menjadi daya tarik untuk wisatawan dari luar Majalengka datang ke kota angin.
 
Pihaknya akan bekerjasama dengan JAF agar even ini lebih meriah dan menarik wisatawan dan tahun demi tahun tentu lebih meriah lagi.
 
"Tetapi karena sekarang situasi sulit pandemi Covid-19 terpaksa kita batasi. Dampak dari para pengusaha genting yang ada itu tentunya lebih bersemangat. Terlebih pemerintah daerah ikut hadir," ucapnya. 
 
Pihaknya menginginkan, agar pabrik genting harus mampu mentransformasikan dirinya untuk tidak hanya membuat produk genting.
 
Tetapi, inovasi keramik dan lainnya.
 
"Agar ke depannya, Jatiwangi bisa betul-betul eksis dalam mengolah kerajinan dari tanah liat ini," jelas dia.
 
Dalam kesempatan tersebut, Wabup didampingi kepala Dinas Kominfo Majalengka juga turut ikut berpartisipasi dengan memeragakan otot sambil mengangkat
Penulis: Eki Yulianto
Video Editor: Wahyudi Utomo
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved