Pembelajaran Jarak Jauh Diakui Turunkan Kualitas Pembelajaran, Paling Sulit PAUD

Mantan CEO Gojek ini mengungkap, penurunan kualitas pembelajaran yang menggunakan PJJ tidak hanya terjadi di negara berkembang.

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Giri
Seorang anak mengerjakan soal yang diiberikan gurunya saat pembelajaran jarak jauh. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim mengakui metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi covid-19, menurunkan kualitas pembelajaran.

PJJ menurut Nadiem membuat, guru, orangtua serta murid terbebani.

"Ini sudah ada penurunan kualitas, tidak ada tatap muka," ujar Nadiem, dalam diskusi daring, Selasa (11/8/2020).

Mantan CEO Gojek ini mengungkap, penurunan kualitas pembelajaran yang menggunakan PJJ tidak hanya terjadi di negara berkembang.

Ia menyebut, negara maju pun mengalami hal yang sama.

"Pembelajaran jarak jauh tidak seoptimal pembelajaran tatap muka ini sudah ada risetnya," kata dia.

"Semakin tidak optimal, semakin muda jenjangnya. Contohnya, perguruan tinggi masih bisa lumayan optimal (pembelajaran jarak jauhnya) enggak seoptimal tatap muka. SMA masih agak sulit, SMP sulit, SD sangat sulit, paud luar biasa sulit untuk melakukannya," terang Nadiem.

Nadiem menerangkan, guru harus komprehensif mengajar semua kompetensi dasar yang berimbas pada menumpuknya pekerjaan rumah murid.

"Yang Akan terjadi adalah mengeluh, dari orangtua dan anak-anak, jumlah pekerjaan rumah lewat wa atau google classroom menumpuk, karena guru-guru tidak punya opsi, guru-guru harus mengejar tayang semua kompetensi dasar berdasarkan pengajaran PJJ ini," terangnya.

Sejumlah siswa mengenakan masker dan pelindung wajah mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). Fasilitas warung internet gratis dengan menerapkan protokol kesehatan ini dihadirkan untuk membantu para siswa dalam mengikuti PJJ, sehingga para orang tua siswa tidak perlu lagi khawatir soal kuota internet. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah siswa mengenakan masker dan pelindung wajah mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). Fasilitas warung internet gratis dengan menerapkan protokol kesehatan ini dihadirkan untuk membantu para siswa dalam mengikuti PJJ, sehingga para orang tua siswa tidak perlu lagi khawatir soal kuota internet. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Tatap Muka di Zona Kuning

Oleh karena itu ujar Nadiem, pemerintah membuka opsi untuk menggelar pembelajaran tatap muka di tengah pandemi covid-19 pada zona kuning.

Aturan ini dikeluarkan setelah pemerintah merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi COVID-19.

"Kita akan merevisi surat keputusan bersama (SKB) untuk memperbolehkan bukan memaksakan pembelajaran tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Direktur SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M. Bakrun menegaskan pelaksanaan praktik di SMK harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Kemendikbud mengizinkan praktik secara langsung di sekolah SMK selama masa pandemi corona ini.

"Ikut tatap muka harus berjarak dan sesuai protokol kesehatan," ujar Bakrun.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved