Mandi di Sungai Depan Rumah, Munjis Tewas Diterkam Buaya, Dada dan Wajahnya Terluka

Warga Desa Tanjung Beringin menduga saat itu Munjis menghilang karena disambar seekor buaya di lanting atau tempat mandi di depan rumahnya.

Editor: Ravianto
Istimewa
Ilustrasi buaya 

"Misalnya, di daerah pesisir pantai di Kupang, sudah dipasang untuk tidak berenang atau memancing di wilayah habitat buaya muara, tetapi kadang tidak diindahkan," tambah Hellen.

Hellen pun menceritakan pengalamannya saat dia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kupang memilih untuk menangkap induk buaya muara di pesisir pantai untuk ditangkarkan agar tidak terjadi gesekan dengan aktivitas manusia.

"Karena tingkat kesadaran warga masih rendah, dan kita ingin tidak ada lagi ada kasus serangan buaya, kita cari induk buaya untuk ditangkarkan," katanya.

Selain buaya muara, ada tiga jenis buaya yang hidup di Indonesa.

Buaya irian (Crocodylus novaeguneae) yang hidup di wilayah Papua.

Buaya Kalimantan (Crocodylus raninus) yang banyak ditemui di pulau-pulau di Kalimantan.

Dan Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii) yang banyak ditemui di Pulau Sumatera.

Dari keempat jenis tersebut, buaya muara merupakan yang paling ganas dan berbahaya.

Sebab, Crocodylus porosus dapat mencapai panjang maksimal hingga 7 meter, sementara tiga jenis lainnya hanya 5 meter.

"Dari sejumlah kasus, buaya muara yang paling banyak menyerang manusia," ujar Hellen.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved