Alat PCR dan Mesin Ekstraksi Otomatis, Diklaim Tingkatkan Pemeriksaan Sampel Swab Test di UGJ
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Swadaya Gunungjati (UGJ) menerima bantuan alat PCR dan mesin ekstraksi otomatis dari Pemprov Jabar.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Swadaya Gunungjati (UGJ) menerima bantuan alat PCR dan mesin ekstraksi otomatis dari Pemprov Jabar.
Perlatan tersebut digunakan untuk uji laboraturium terhadap sampel spesimen tenggorokan dalam pemeriksaan swab test.
Rektor UGJ, Mukarto Siswoyo, mengatakan, bantuan alat tersebut dapat meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel swab test di FK UGJ.
Pasalnya, menurut dia, perlatan tersebut dinilai akan sangat membantu para petugas laboraturium FK UGJ.
• ANOMALI, Saat Pandemi Covid-19 di Jawa Barat, Pembayar Pajak Kendaraan Bermotor Malah Meningkat
"Proses ekstraksi sampel spesimen tenggorokan sebelumnya dikerjakan secara manual oleh petugas lab," ujar Mukarto Siswoyo saat ditemui di Kampus FK UGJ, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Rabu (12/8/2020).
Ia mengatakan, alat ekstraksi otomatis itu berkapasitas 32 sampel dan hanya membutuhkan waktu kira-kira 30 menit.
Jika dikerjakan secara manual, maka proses ekstraksi 32 sampel membutuhkan waktu hingga satu jam.
Namun, kata Mukarto, berkat alat tersebut pemeriksaan sampel spesimen tenggorokan lebih cepat dua kali lipat.
Selain itu, bantuan alat PCR yang berkapasitas 30 sampel juga bertambah sehingga kecepatan pemeriksaannya meningkat.
"Kalau prosesnya tetap memakan waktu empat jam, tapi kapasitasnya bertambah karena sekarang alat PCR ada dua," kata Mukarto Siswoyo.
• Sebelum Bawa Kabur Honda CRV, Remaja Tanggung Ini Bawa Kabur Mobil Mantan Kapolda Jabar
Ia menjelaskan, sebelumnya dalam sehari laboraturium FK UGJ dapat memeriksa 200 - 300 sampel spesimen tenggorokan.
Namun, kini kapasitas pemeriksaannya bertambah menjadi 500 - 600 sampel perhari.
Adapun sampel spesimen tenggorokan yang diperiksa rata-rata berasal dari Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
"Kami telah bekerja sama dengan pemda untuk pengujian sampelnya di laboraturium FK UGJ," ujar Mukarto Siswoyo.