Ada 475 Kasus DBD Tahun Ini, Dinkes Sumedang Pastikan Belum Jadi Alasan Tetapkan Status KLB
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang memastikan, banyaknya kasus DBD untuk saat ini masih belum berpotensi untuk ditetapkan status KLB.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang memastikan, banyaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) untuk saat ini masih belum berpotensi untuk ditetapkan sebagai status kejadian luar biasa (KLB).
Hal tersebut karena kasus DBD di Kabupaten Sumedang hingga saat ini masih terkendali dan jumlahnya pun belum terjadi peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Uyu Wahyudin, mengatakan, untuk menetapkan status KLB pada kasus DBD itu harus berdasarkan kajian epidemiologi, angka kematian dan faktor pendukung lainnya.
"Sampai saat ini belum ke arah sana (KLB), jumlahnya masih terkendali, masih di angka yang wajar," ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jalan Kutamaya, Selasa (11/8/2020).
Selain itu, lanjut Uyu, penetapan status KLB itu juga harus dibahas di tingkat pemerintah daerah oleh bupati. Lalu ada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga pemerintah pusat.
Menurutnya, dalam penetapan status KLB di suatu daerah itu tergantung dari beberapa indikator. Di antaranya peningkatan kasus dari tahun sebelumnya dengan jumlah beberapa kali lipat.
• 30 Menit Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Ini yang Dirasakan Relawan yang Merupakan Driver Ojol
"Jumlah kasus DBD di Sumedang tahun ini rata-rata masih sama dengan tahun lalu, jadi untuk Sumedang belum berpotensi KLB DBD," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, ada 475 kasus DBD pada 2020. Perinciannya, pada Januari ada 52 kasus, Februari 56, Maret 114, April 47, Mei 53, Juni 73, Juli 57, dan Agustus 13 kasus.
• Tronton dan Pikap yang Terlibat Tabrakan Ringsek, Dua Sopir dan Kernet Hanya Menderita Luka Lecet
Sementara untuk kasus meninggal dunia akibat DBD terjadi pada Februari berjumlah dua orang dan pada Mei sebanyak tiga orang.
"Tapi kami masih bisa mengendalikan, makanya untuk lebih efektif (mencegah) kami akan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak," ucap Uyu. (*)