Sempat Vakum 5 Tahun, Band Lupus Asal Bandung Isi Soundtrack Webseries Nikah Milenial

Adalah band Lupus yang beranggotakan Anggara Surangga (vokal), Bhakti (bas), dan Eko (gitar) yang sebelumnya telah vakum selama 5 tahun.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
ISTIMEWA
Band Lupus yang beranggotakan Anggara Surangga (vokal), Bhakti (bas), dan Eko (gitar). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Webseries 'Nikah Milenial' yang tayang di YouTube bisa ditonton setiap akhir pekan dengan pemeran Delia Husein, Marthino Lio, dan Ibnu Jamil.

Webseries ini disutradarai Tubagus Deddy yang sebelumnya membuat film Koboy Kampus.

Dikenal sebagai gudangnya musisi, pengisi original soundtrack webseries ini juga ternyata band yang berasal dari Bandung, lho.

Adalah band Lupus yang beranggotakan Anggara Surangga (vokal), Bhakti (bas), dan Eko (gitar) yang sebelumnya telah vakum selama 5 tahun.

Ditemui di basecamp Katinaru, Antapani, Bhakti mengatakan band Lupus sejak awal konsisten menghadirkan lagu-lagu cinta yang tidak cengeng.

Untuk warna musik, Bhakti mengatakan ingin menghadirkan nuansa folks dan rock n roll.

"Alasan kami vakum karena sebelumnya sempat berkelana dengan kesibukan masing-masing dan dipertemukan kembali di single soundtrack webseries 'Nikah Milenial'," ujar Bhakti, Selasa (4/8/2020).

Nola Be3 Ancam Seret Pelaku Bullying kepada Naura ke Jalur Hukum Setelah Sabar Sekian Lama

Sebelumnya, band Lupus juga tampil saat pembukaan Jalan Soekarno pada 2015.

Bagi mereka, masa pandemi ini justru menjadi momen kembali muncul.

Anggara mengatakan single 'Bisa Gila' justru menjadi soundtrack mempertemukan kembali anggota Lupus lainnya untuk berkarya bersama.

"Lupus tanpa saya bukan Lupus, begitu pula tanpa Eko dan Bhakti. Sebelum ini kami juga punya single 'Kalau Galau' yang menjadi soundtrack film Mimosa Pudica karya Sekewood," ujarnya.

Richard Kyle Akui Sudah Selesai dengan Jessica Iskandar: Jujur Itu Kayak Pribadi Banget

Musik 'Bisa Gila' memberikan sentuhan rasa milenial dan easy listening.

Selain itu, Angga menyebutkan gaya musiknya berubah dengan gaya bermusik Lupus sebelumnya.

"Sebelumnya warna musik kami alternatif, rock alternatif, britpop. Kalau sekarang lebih ke folk and roll, karena cara kami bertutur seperti folk, tapi musik lebih mirip ke rock n roll," ucapnya.

Ia mengatakan, lagu-lagu yang diciptakan bertema cinta dan terinspirasi dari band Oasis.

"Kita membawakan lagu sedih tapi liriknya memotivasi. Jangan sampai menyanyi lagu sedih tetapi ekspresinya seperti kalah judi ratusan juta," ujarnya.

Beberapa lagu cinta sedih namun tetap elegan seperti lagu 'Bila Saatnya Nanti’ atau ‘Sabrina’.

Bapas Bogor Tak Siap, Sidang Lanjutan Gugatan Pembatalan Asimilasi Habib Bahar Ditunda

Di masa pandemi ini, Lupus juga berkolaborasi dengan Katinaru Project dengan membuat ruang kreasi sendiri yaitu memproduksi video dan musik yang apa adanya.

"Untuk hits single selanjutnya, kami akan mengeluarkan lagu "Risak Perisau', yang artinya menghancurkan orang-orang yang gelisah. Merusak orang-orang yang gelisah supaya move on," ujarnya. (*

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved