5 Fakta Air Panas di Gunung Tikukur, Keluar dari Bebatuan di antara 2 Pohon, Ini Penjelasan Ahli

Kemunculan air panas di Gunung Tikukur dianggap misteri karena gunung tersebut bukan gunung berapi.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Air Panas Itu Muncul dari Dalam Bebatuan di Gunung Tikukur, Masih Misteri karena Bukan Gunung Api 

TRIBUNJABAR.ID - Kemunculan air panas di Gunung Tikukur dianggap misteri karena gunung tersebut bukan gunung berapi.

Warga setempat, Supriatin (47) mengatakan keberadaan air panas itu menjadi rezeki bagi masyarakat.

Sumber air pana disulap menjadi lokasi pemandian bagi wisatawan untuk beribat berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan stroke.

Pemandian air panas itu bernama Pemandian Cipanas Rajamandala.

Namun, apa benar kemunculan air panas itu misteri karena Gunung Tikukur bukan gunung berapi?

Berikut ini fakta seputar sumber air panas.

1. Lokasi Air Panas

Lokasi Pemandian Cipanas Rajamandala itu berada di kawasan PLTA Saguling.

Sekitar dua kilometer dari gerbang PLTA Saguling, keberadaan air panas itu di sebelah kiri.

Dari gapura pintu masuk air panas itu sekitar 500 meteran melewati warung-warung dan pemandian.

Warga yang berniat berendam di pemandian dikenakan tiket masuk sebesar Rp 2.000 dan harga parkir motor Rp 1.000.

2. Dijadikan Bahan Penelitian

Air Panas Itu Muncul dari Dalam Bebatuan di Gunung Tikukur, Masih Misteri karena Bukan Gunung Api
Air Panas Itu Muncul dari Dalam Bebatuan di Gunung Tikukur, Masih Misteri karena Bukan Gunung Api (tribunjabar/syarif pulloh anwari)

Menurut Supiatin, sumber air panas itu dijadikan bahan penelitian.

"Banyak peneliti yang datang kesini. Bebatuan dan sumber air panas juga diteliti, tapi masih misteri karena itu rahasia alam," ujar Supiatin di lokasi, Minggu (2/8/2020).

3. Muncul dari Bebatuan

Ketika Tribunjabar.id menyambangi lokasi sumber air panas ditutup selembar seng oleh warga sekitar.

Ketua RW 1, Sulayro (63) memperlihatkan kondisi sumber mata air cipanas itu, yang hingga kini, warga sekitar pun tak tahu asal muasal munculnya air panas tersebut.

Sumber air panas itu berada di atas dua pohon yakni pohon randu dan pohon beringin.

Bebatuan karang pun terlihat di lokasi kawasan pemandian air panas tersebut.

4. Bukan Gunung Berapi

Sulayro mengatakan ia pun masih bingung keberadaan air panas itu, lantaran Gunung Tikukur bukan gunung berapi.

"Ya kan gunung Tikukur ini katanya bukan gunung aktif atau gunung berapi, tapi kuasa Pencipta bisa ada sumber air panas itu, " jelasnya

Supiatin menambahkan ia yang asli warga sini, sempat merasakan tradisi sekitar lokasi sumber air panas yang sering datang kesini selalu melakukan ritual memberikan sesajen dan tradisi lempar koin kedalam sumber mata air panas tersebut.

"Yang warga yang ingin berendam disini selalu nginep, sebelum akses nya sudah bagus seperti ini, jadi harus nginep tapi harinya harus ganjil, terus tradisi itu sekarang enggak ada karena faktor modernisasi, " jelasnya.

5. Penjelasan Ahli

Kepala Bidang Panas Bumi PSDMBP Arif Munandar mengatakan mata air panas di kawasan Saguling bukanlah sesuatu yang misteri, karena dalam keilmuannya hal itu masuk kedalam panas bumi non vulkanik

"Panas bumi ini dibagi menjadi menjadi dua, sistem vulkanik dan sistem non vulkanik. Kalau yang ini, berdasarkan data base Pemda Jabar yang pernah melakukan inventarisasi melalui survei tinjau secara umum ini masuk pada panas bumi non vulkanik, karena berada di lingkungan "Bukan" gunung api, " ujar Arif melalui sambungan telepon, Minggu (2/8/2020).

"Yang di Saguling kita klasifikasikan sebagai 'titik panas bumi Saguling'. Biasanya air panas non vulkanik ini memiliki temperatur relatif rendah sehingga potensinya masuk ke law sampai medium, " ucapnya.

Kemunculan air panas itu bukan dari gunung api, dimungkinkan berasal dari patahan/sesar dan bisa pula sebagai gradien thermal atau juga heat sweep.

Sistem panas bumi sesar – tektonik biasa disebut heat sweep. Berkaitan dengan zona sesar dan rekahan pada kedalaman di daerah yang memiliki heat flow yang tinggi.

Umumnya terjadi pada tumbukan antar lempeng (plate collision), atau pada sesar aktif. Sumber panasnya berupa kerak benua yang mengalami deformasi.

Ini Penjelasan Ahli, Soal Sumber Air Panas di Gunung Tikukur Rajamandala yang Tak Ada Gunung Berapi

Air Panas Itu Muncul dari Dalam Bebatuan di Gunung Tikukur, Masih Misteri karena Bukan Gunung Api

Air meteorik masuk di kedalaman, makin dalam gradien thermal makin panas. Sudah itu kena panas dibawah muncul lagi ke permukaan, sehingga air panas. Umumnya di non vulkanik.

Sementara, keberadaan sumber panas yang di kawasan Saguling, itu juga sering dijumpai diwilayah lain di Indonesia, yang banyak dijumpai seperti di sepanjang Sesar Sumatera, Sesar Palu-Koro dan Sesar Sorong.

"Sumber panas itu juga ada didaerah lain seperti di Sulawesi banyak dan Sumatera, " ucapnyaucapnya.

Sementara itu, keberadaan air panas itu sudah terdata terakhir Pemda Jabar inventarisasi sejak tahun 2003.

Arif mengatakan air panas di kawasan Saguling tergolong bertempertaur rendah dan sangat cocok dimanfaatkan untuk pemandian air panas.

"Makanya tidak direkomendasikan untuk penyelidikan lebih detail lagi untuk pembangkit listrik. Kita sarankan untuk panas bumi bertemperatur rendah ini untuk dimanfaatkan secara langsung seperti wisata atau budidaya ikan. 44 derajat celcius. Ph nya netral sekitar 7 untuk pemandian air panas memang sangat cocok, " pungkasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved