Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran Disajikan Secara Virtual, Jadi Wadah Berkreasi di Tengah Pandemi

Di tengah pandemi, Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran hadir untuk mewadahi para seniman.

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: taufik ismail
Tribun jabar/kemal setia permana
Sanggar Seni Sunda Lugina tampil di Pojok NJP Ngubaran. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dampak pandemi corona dirasakan juga oleh seniman yang tak lagi bebas berekspresi di ruang publik.

Itu juga yang dirasakan seniman-seniman kesenian Sunda. Selama hampir empat bulan tak ada lagi panggung tempat untuk berkreasi.

Melihat hal ini, Pojok Napak Jagat Pasundan (NJP) membuat terobosan. Kembali digelar, Pojok NJP dikemas dan disajikan secara virtual.

Tema yang diusung Pojok NJP adalah NGUBARAN alias Ngaguar Budaya Urang. Ini menjadi pelepas dahaga para seniman untuk kembali tampil di atas panggung.

Aksi mereka nantinya disajikan secara virtual dan bisa disaksikan melalui komputer, ponsel, dan gawai lainnya melalui media sosial seperti Instagram dan Youtube.

Untuk itu, Coklat Kita NJP yang selama ini fokus untuk melestarikan seni dan budaya Tatar Pasundan sejak 2013 membuat program digital melalui IGTV dan Youtube Channel untuk ngaguar budaya yang diberi Judul Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ”Ngaguar Budaya Urang".

Rabu (22/7/2020) di sebuah studio kawasan Bojong Koneng, terlihat kesibukan. Ada seniman tarawangsa yang tengah tampil secara virtual.

Mereka seniman dari Sanggar Seni Sunda Lugina. Terdengar syahdunya suara rebab dan kecapi yang dipadukan dengan tarian.

Tak hanya penampilan, ada juga talkshow untuk mengedukasi warganet mengenai apa itu tarawangsa.

Perwakilan brand Coklat Kita, Tries F Pondang, mengatakan hal ini bertujuan untuk menyampaikan informasi budaya dan tetap memberikan ruang kreasi bagi sanggar, paguron, atau lingkung seni untuk bisa tetap berkarya.

"Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ini mencoba mengupas informasi tentang kesundaan baik itu tatanan kehidupan dan juga produk budaya yang selama ini ada di kehidupan masyarakat sunda," katanya di sela taping acara Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran, di Studio Minuz Production, Jalan Baru VIII, Bojong Koneng 90, Rabu.

Tris mengatakan Coklat Kita adalah sebuah wadah offline dan online untuk mewadahi para kreator, dalam hal ini, para seniman daerah di Tatar Pasundan.

Meski dalam kondisi pandemi, Coklat Kita pun konsisten menjembatani kreativitas para seniman Sunda meski harus dilakukan secara daring.

"Inilah sarana online yang kami jalankan di masa pandemi di mana Coklat Kita tak pernah kehabisan kreativitas. Kami juga berterimakasih kepada para duta NJP, teman-teman EO, dimana kami membuat tim dan terciptalah Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran," kata Tries.

Menurut Tries, program daring ini sudah berjalan sejak Mei dan rencananya program ini akan terus berjalan sampai akhir tahun, bahkan termasuk di tahun baru.

Di tahun baru nanti, akan ada helaran khusus budaya dari Coklat Kita dan para seniman NJP sebagai sebuah bentuk totalitas dan menjadi sarana kreativitas yang bisa digelar secara daring.

"Kami memiliki media-media daring yang bisa menjadi sarana kreativitas para seniman dan yang lainnya, baik IG, Facebook termasuk website kami. Artinya NJP merupakan program Coklat Kita yang sudah memiliki nilai bagi para seniman dan sanggar-sanggar yang ada di Jawa Barat," ujarnya.

Menurut Tries, program digital Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ini mencoba mendatangkang beberapa tokoh dan narasumber untuk menggali informasi dan ngaguar tentang budaya Sunda dengan format obrolan santai, dengan harapan masyarakat khususnya generasi muda bisa tahu dan tidak lupa akan budayanya.

Proses taping Pojok NJP Ngubaran.
Proses taping Pojok NJP Ngubaran. (Tribun jabar/kemal setia permana)

Agus Pryoga dari EO Enam Communication (6CC) mengatakan para seniman yang terlibat dalam Coklat Kita NJP Ngubaran kali ini masih tetap menampilkan sejumlah seniman dan sanggar yang pernah tampil dalam gelaran NJP sebelumnya.

"Namun memang ada juga sanggar yang baru main kali ini," ujarnya.

Beberapa narasumber yang terlibat kali ini adalah praktisi dan akademisi seni budaya seperti Budi Dalton, H Taufik Faturohman, Kang lsmed ”Samba Sunda”, Kang Opik Saung Angklung Udjo, Man Jasad, Abah Olot (karinding), Ega Robot, Mpap Gondo, Iman Jimbot, Kang Oca, dan beberapa lagi lainnya.

Sanggar seni yang terlibat berasal dari 13 kabupaten/kota di Jabar yaitu Wangsit Enterprise, Calung Bentar dari Kota Bandung, Lingkung Seni Pusaka Kencana, Cantika Studio, Cekkas Kasunda dari Kabupaten Bandung, Sunda Perceka Kabupaten Bandung Barat, Sanggar Bina Budaya, Padepokan Cakra Putra Pajajaran, Kartun Project dari Kabupaten Cianjur, Ismaya Production, Sanggar Sunda Lugina, Sanggar Tari Sona Soni dari Kabupaten Sumedang, Sanggar Seni Sunda Rancage Kabupaten Majalengka, Celentung Selaawi, Padepokan Silat Pasir Intan dari Kabupaten Garut, Sanggar Mayang Binangkit Kota Tasikmalaya, Sanggar Tari Algia, Sanggar Tari Putra Rengganis, Jenggala Manik Kabupaten Pangandaran, Sanggar Way Talatah, Singa Abrug Desa Tambakan Kabupaten Subang, Pusaka Garokgek Ethnic Colaboration Kabupaten Purwakarta, Sanggar Tari Langen Sejati Kabupaten Cirebon, dan sanggar Tari Sekar Muda Kabupaten Indramayu.

Salah seorang Duta NJP, Ega Robot, mengatakan ajang Coklat Kita NJP Ngubaran yang digelar secara daring merupakan sebuah bentuk kepatuhan seluruh pihak yang terlibat dalam rangka memutus mata rantai sebaran Covid-19.

Instruksi pemerintah agar jaga jarak, diwujudkan melalui pagelaran yang juga digelar secara virtual.

"Jaga jarak ini sebagai salah satu upaya memutus mata rantai, namun demikian silaturahmi harus tetap berjalan," katanya.

Menurut dia, meski tampil secara daring di depan kamera, bukan di depan masyarakat seperti biasanya, bagi para seniman hal itu tidak ada bedanya. Mereka tetap tampil maksimal karena bagi seniman totalitas adalah segalanya.

Hal ini membuat penampilan para seniman pun terkesan alami tanpa dibuat-buat.

Seorang seniman, Asep Hendra Waliana, dari Sanggar Kasunda, mengatakan dia sangat terkesan dengan hadirnya acara Coklat Kita NJP Ngubaran, dia dan para seniman lainnya bisa kembali berekspresi.

"Kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa, terutama dari duta-duta NJP, termasuk berbagi konsep virtual seperti ini," ujar Hendra.

Pojok NJP Ngubaran hadir secara virtual.
Pojok NJP Ngubaran hadir secara virtual. (Tribun jabar/kemal setia permana)

Hal senada dikatakan Pupung Supena dari Sanggar Seni Sunda Lugina. Pupung menyebutkan bahwa program Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran menjadi semacam pelepas dahaga bagi para seniman daerah yang selama ini tak tersentuh pihak luar.

"Dan harapan saya ke depan, Coklat Kita NJP bisa mengajak para seniman daerah lain yang belum terekspos dan semoga program ini memberikan tambahan pengetahuan bagi generasi muda saat ini," ujar Pupung.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved