Kaki Palsu yang Memantik Semangat Hidup Endang: Lebih Percaya Diri dan Dapat Jodoh

WAJAH Endang (38) terlihat begitu bersemangat meski ditutupi masker dan face shield.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Giri
TRIBUN JABAR/FERRI AMIRIL MUKMININ
Endang (paling kiri) bersama warga yang bernasib sama sedang melakukan pengukuran untuk mendapat kaki palsu. 

WAJAH Endang (38) terlihat begitu bersemangat meski ditutupi masker dan face shield.

Ia duduk di sebuah kursi kayu di ruangan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (NU) Cianjur saat kedua kakinya mendapat giliran diukur untuk dibuatkan kaki palsu.

Di sekelilingnya, warga dari Sukabumi, Bogor, bahkan dari Jember terlihat duduk di teras sambil terlibat obrolan ringan menunggu giliran namanya dipanggil.

Endang sempat terpuruk selama 30 tahun karena sejak lahir ia diberi kekurangan tak mempunyai kedua kaki. Tujuh tahun yang lalu, Endang mendapat informasi warga kurang mampu seperti dirinya bisa mendapatkan kaki palsu.

Ia pun lantas mendaftarkan diri dan akhirnya bisa mendapatkan kaki palsu. Setelah mendapat kaki palsu, ia belum bisa langsung mengoperasikan kaki palsunya.

"Seminggu pertama pakai tongkat, sebulan masih berpegangan, lalu tiga bulan bisa normal sinkron dengan kaki," ujar Endang, Kamis (23/7/2020).

Rasa percaya diri Endang pun berubah dari terpuruk menjadi penuh harapan dan percaya diri. Setelah tiga bulan aktivitasnya bertambah, di samping terus meningkatkan usaha berjualan sembakonya, ia memberanikan diri untuk membeli sepeda motor.

"Rasa percaya diri saya bertambah, saya juga mendapat pendamping hidup dan kini dikaruniai dua orang anak," katanya.

Pengalaman Endang didengar oleh warga lainnya yang memegang tongkat. Endang berdiri dengan penuh semangat memberikan harapan kepada warga lainnya yang bernasib sama dengan dirinya.

Suasana Jalan Perintis Kemerdekaan Cianjur tempat LKNU memberikan bantuan kaki palsu dipenuhi warga yang mengalami disabilitas. LKNU menjadwalkan pengukuran kaki palsu sebanyak 90 buah dalam dua hari.

Mengenai Kartu Prakerja, Disnakertrans Kota Sukabumi Tak Dapat Laporan dari Pemerintah Pusat

Ketua PCNU Kabupaten Cianjur, Choirul Anam, mengatakan, LKNU sudah mengadvokasi hampir 5.000 pasien selama lima tahun ini.

Ia mengatakan tak hanya pembuatan kaki palsu, yang paling banyak adalah pengobatan dan operasi hernia sejumlah 1.568 orang.

Kanye West Ungkapkan Ingin Cerai, Kim Kardashian Singgung soal Susahnya Hadapi Suami Bipolar

"Ada juga operasi katarak kemudian bibir sumbing. Kaki palsu ini merupakan terobosan bidang kesehatan karena kami tahu bahwa pemohon kaki palsu dan tangan palsu ini banyak," katanya.

Ia mengatakan, bantuan diberikan kepada warga kurang mampu karena kaki palsu dan tangan palsu ini tidak tercover oleh BPJS.

"Terobosan ini bekerja sama dengan Yayasan Tunadaksa Indonesia, pemberian kaki palsu ini sudah kesekian kalinya untuk yang sekarang ini ada bantuan untuk 90 orang," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved