Besok Fenomena Langka Komet Neowise Paling Dekat dengan Bumi, Bisa Dilihat Setelah Matahari Terbenam
Masyarakat Indonesia dapat disebut beruntung karena dapat menyaksikan komet Neowise.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Masyarakat Indonesia dapat disebut beruntung karena dapat menyaksikan komet Neowise.
Komet Neowise disebut fenomena langka sebab komet tersebut hanya akan kembali dalam waktu 6.800 tahun lagi.
Mengutip Science Alert, Minggu (13/7/2020), komet Neowise baru ditemukan pada 27 Maret 2020 lalu oleh teleskop luar angkasa badan antariksa Amerika (NASA).
Sebenarnya komet Neowise sudah bisa disaksikan mulai tanggal 20 Juli 2020 setelah matahari terbenam.
Namun puncaknya pada 23 Juli 2020.
Astronom amatir Marufin Sudibyo, dikutip dari Kompas.com, komet Neowise berada di langit barat laut.
Komet ini bisa disaksikan setelah Matahari terbenam, karena diperkirakan sudah lebih redup atau saat estimasi magnitudonya +3 hingga +4, yang artinya mudah dilihat dengan teleskop kecil tapi relatif sulit dilihat dengan mata tanpa alat bantu optik.
Maka, komet baru akan bisa dilihat jika fase senja sipil (civil twilight) sudah berakhir.
Dengan kata lain komet berkemungkinan baru bisa dilihat mulai 25 menit paska terbenamnya Matahari.
Namun, ketinggian komet Neowise ini diperkirakan akan meningkat, namun magnitudonya akan terus menurun.

Tak Terlihat karena Mendung
Pihak Observatorium Bosscha Lembang gagal memantau komet Neowise yang muncul 6.800 tahun sekali akibat cuaca mendung.
Pihak Bosscha sendiri sudah melakukan pemantauan terhadap komet tersebut dari awal bulan Juli 2020.
"Kemarin kami sudah coba lakukan pengamatan menggunakan teropong kecil ukuran 10 cm tapi gagal karena gangguan cuaca. Tapi kami akan coba lagi pengamatan sampai puncaknya pada 23 Juli mendatang," jelas Staff Bosscha melalui sambungan telepon, Selasa (21/7/2020).
Namun demikian, pihaknya pun terus melakukan pemantauan hingga puncak komet Neowise pada 23 Juli 2020.
• Suntik Vaksin Covid-19 di Kota Bandung, Ema Sumarna : Tunggu Informasi Lebih Lanjut