Di 2 Desa Ini, Warga Hanya Perlu Bayar Rp 33 Ribu untuk Dapat Akses Internet Unlimited
Kampung Cilimushideung yang berada di dua desa yakni Mekarsari dan Cibunar, Kecamatan Cibatu, menjadi satu-satunya kampung teknologi di Garut.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wiljaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kampung Cilimushideung yang berada di dua desa yakni Mekarsari dan Cibunar, Kecamatan Cibatu, menjadi satu-satunya kampung teknologi di Kabupaten Garut.
Kampung tersebut secara mandiri memasang jaringan internet yang dikelola oleh warga. Mereka pun membuat badan usaha milik kampung (bumka) untuk mewadahi program tekno sains.
Pencetus ide kampung teknologi di Kampung Cilimushideung, merupakan warganya sendiri. Ia adalah Budi Hermawan yang sejak lima tahun lalu memiliki obsesi mewujudkan kampung teknologi.
Follow Us:
"Alhamdulillah impian saya ini bisa terwujud. Saya dan warga sudah membangun jaringan internet dan memasang kabel optik," ujar Budi saat peluncuran program kampung teknologi, Sabtu (18/7/2020).
Budi menyebut, warga hanya perlu membayar Rp 33 ribu per bulan untuk menikmati internet unlimited. Jaringan WiFi pun bisa menjangkau hingga 257 kepala keluarga di dua desa itu.
"Ada juga paket internet harian dan mingguan. Nanti tinggal beli paketnya ke RW atau pengurus bumka," katanya.
Sejak seminggu lalu, sudah lima kilometer kabel optik terpasang dari target 15 kilometer. Akhir bulan ini, target itu bisa dicapai dan semua warga bisa segera menikmati jaringan internet.
Tak hanya internet, Budi juga membuat sejumlah inovasi lain di kampungnya. Satu di antaranya komputer multi-user. Satu CPU komputer bisa dipakai untuk empat sampai 12 monitor.
"Komputer multi-user ini juga bisa menghemat penggunaan listrik hingga 60 persen. Tentunya kalau dulu 12 orang butuh 12 CPU, sekarang cukup satu saja," ucap pria yang sedang merintis pembangunan madrasah aliyah kejuruan (MAK) di kampungnya.
Budi juga membuat sebuah touchpen sederhana. Alat yang selintas seperti spidol biasa itu, bisa dipakai menulis di layar komputer. Budi juga mempunyai aplikasi layar sentuh.
"Biasanya kan kalau infocus itu kalau mau pindah slide harus dari komputer. Kalau ini kayak HP saja. Jadi mau layarnya dari papan atau kain sekalipun, tetap bisa jd touchscreen," katanya.
Saat ini, Budi masih memiliki kendala terkait izin internet service provider (ISP) di kampungnya. Jaringan internet yang dibangunnya itu memang belum mengantongi izin.
Ia berharap, pemerintah bisa membantu dalam pengurusan izin ISP. "Kami cuma minta bantuan kebijakan saja dari pemerintah, biar jaringan internet di Cilimushideung ini legal," ucapnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/wakil-bupati-garut-helmi-budiman-didampingi-budi-hermawan.jpg)