Cuma Andalkan BPJS Kesehatan Kelas 3, Bocah Penderita Tumor Asal Indramayu Belum Tahu Kapan Operasi
Pasangan suami-istri Tarjono (40) dan Tiah (35), warga Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, hanya bisa pasrah meratapi kondisi anaknya.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Pasangan suami-istri Tarjono (40) dan Tiah (35), warga Desa Pengauban, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, hanya bisa pasrah meratapi kondisi anak bungsunya yang semakin parah.
Bocah bernama Fitriyah Safara (6) itu harus bergelut dengan tumor yang bersarang di kepala pada mata sebelah kanannya yang menderita kelainan.
Tarjono mengatakan, benjolan yang diduga tumor itu sudah mulai muncul sejak Fitriah Safara menginjak usia 2 tahun.
Kondisinya semakin parah pada Maret 2020.
Namun, karena dampak kemiskinan, hingga saat ini bocah malang tersebut belum bisa mendapatkan perawatan yang layak.
"Fitriyah ini anak kedua, waktu lahir memang sudah ada kelainan di mata. Cuma waktu itu masih rata, belum ada benjolan," ujar Tarjono kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya, Rabu (8/7/2020).
Tarjono mengaku hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan rata-rata per bulan Rp 750 ribu.
Penghasilan itu pun tidak menentu karena tergantung permintaan bilamana ada yang memerlukan tenaganya.
Sedangkan istrinya hanya seorang ibu rumah tangga.
Selama ini, pihaknya hanya mengandalkan program BPJS Kesehatan dari pemerintah.
Fitriah Safara pun tidak terhitung sudah menjalani perobatan ke berbagai rumah sakit, termasuk beberapa ke rumah sakit di Bandung.
Di rumah sakit di Bandung, terhitung sudah sebanyak 14 kali mereka mondar-mandir Indramayu-Bandung untuk berkonsultasi dengan dokter.
Beruntung mereka masih diizinkan menggunakan mobil siaga milik desa setempat tanpa dipungut biaya pinjaman dan hanya mengeluarkan biaya bensin.
Untuk sopir, mereka mengandalkam paman Fitriyah Safara yang bersedia mengantar.