Ribuan Warga AS Tidak Bisa Pulang dari Yaman
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Yaman mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
RIBUAN warga Amerika terjebak di tengah negara yang berkecamuk dalam perang dan wabah virus korona, Yaman. Ribuan warga AS itu terjebak di Yaman karena ada aturan batasan penerbangan dan perbatasan sejak pertengahan Maret.
Yaman adalah negara paling terdampak wabah karena situasi perang dan kelaparan. Para aktivis meminta perhatian publik internasional untuk mengatasi kondisi buruk di negara itu.
Menurut Dewan Hubungan Warga Amerika-Islam (CAIR), ribuan warga AS yang terjebak di Yaman akibat perbatasan dan bandara ditutup akibat wabah virus korona..
Direktur Litigasi CAIR Ahmed Mohamed mengatakan kepada Media Fox News, Jumat (3/7), bahwa organisasinya menerima lebih dari 500 permintaan bantuan warga AS yang terjebak di Yaman. Kementerian Luar Negeri AS menerima lebih dari 2.000 permintaan yang sama.
Awal Juli, Kementerian Dalam Negeri menjadwalkan dua pesawat terbang yang akan membawa pulang sekitar 300 warga AS, namun mereka belum membahas tentang bagaimana ribuan warga AS lain pulang.
"Sangat mengecewakan bahwa pemerintah kita tidak berbuat lebih banyak untuk warganya yang terjebak di negara asing yang berada di tengah perang saudara, dan di tengah wabah Covid-19," kata Mohamed.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Yaman mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia. “ Empat dari lima orang di Yaman membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan jiwa mereka." kata Guterres.***