Melihat Uang Kuno di Museum Ki Sunda Cisaga Ciamis, dari Kepeng sampai Benggol

Bahkan ada yang sudah berusia ratusan tahun, uang zaman VOC maupun uang zaman kolonial. Termasuk uang peninggalan kerajaan.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR/ANDRI M DANI
Budayawan Ciamis, Aip Saripudin (50) dan uang kuno koleksi Museum Ki Sunda. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Bagi warga Tatar Galuh yang ingin mengetahui  bentuk bentuk uang kuno tak perlu jauh-jauh datang ke Museum BI di Jakarta.

Ternyata Museum Ki Sunda di Dusun Sambong Jaya Rt 01 RW 04 Desa Mekarmukti Cisaga Ciamis ternyata punya koleksi ratusan keping uang kuno.

Bahkan ada yang sudah berusia ratusan tahun, uang zaman VOC maupun uang zaman kolonial. Termasuk uang peninggalan kerajaan.

“Uang kertas ada 120 lembar dan uang logam sebanyak 600 keping. Semuanya uang kuno,” ujar Aip Syarifudin (50) pengelola Museum Ki Sunda kepada Tribun Selasa (30/6).

Menurut Aip, koleksi uang kuno tersebut 20 prosen merupakan warisan kakeknya yang mengalami zaman kolonial.

“Yang banyak memang hasil perburuan sendiri. Sekitar 60% koleksi uang kuno dari perburuan barang-barang antic terutama dari berbagai daerah di Ciamis,” katanya.

Aip sudah gemar mengumpulkan berbagai barang antic termasuk uang kuno tersebut sejak ia masih menjadi santri dan sekolah di MAN Darussalam Ciamis tahun 1988 kemudian berlanjut ketika kuliah di IAID.

“Sampai sekarang masih suka berburu barang-barang kuno berkhas etnis,” ujar Aip yang juga budayawan Ciamis tersebut.

Ratusan lembar dan keping uang kuno koleksi Museum Ki Sunda tersebut menurut Aip dibagi atas tiga kategori.

Mulai dari uang zaman kerajaan (kepeng), uang zaman colonial berupa golden, benggol, sen, peser, ketip, uang VOC,  serta uang golden zaman Jepang.

Berikut uang republic zaman Presiden Soekarno berupa uang kertas 50 sen, 25 sen dan 1 ringgit.

Dari ratusan uang kuno tersebut yang menjadi pavorit Aip adalah uang golden zaman penjajahan Jepang.

Di era colonial Jepang di Indonesia ternyata uang yang berlaku bukanlah Yen, melainkan gulden (uang Belanda).

Di lembaran uang gulden zaman Jepang tersebut tertulis “ De Japansche Regeering”.

Ada dua lembar uang gulden Jepang yang menjadi koleksi Museum Ki Sunda yakni lembaran 1/2 gulden (half gulden) dan 1 gulden (een gulden).

Uang usia ratusan tahun yang menjadi kolek Museum Ki Sunda diantaranya adalah uang VOC ( 3 keping dengan lamb-ang VOC) juga ada benggol (uang kuno berlubang segi empat di tengahnya).

“Uang yang  sekarang lagi heboh di medsos berupa uang logam Rp 1.000 bergambar kelapa sawit kami punya dua keeping,” tutur Aip.

Meski di antara uang kuno tersebut ada yang bernilai jual jutaan rupiah namun Aip tak berniat untuk menjualnya.

Bahkan ada yang menawar Rp 35 juta salah satu uang kuno koleksi Museum Ki Sunda tersebut.

Dan di Museum Ki Sunda, ratusan lembar dan keeping uang kuno tersebut disimpan di tempat khusus juga dengan pengamaman khusus.

Sebagian dari uang kuno koleksi Museum Ki Sunda itu sempat dipamerkan di arena kegiatan pelestarian budaya serta aktualisasi adat budaya daerah serta pameran kebudayaan di komplek Tourist Information Center (TIC) Ciamis, Selasa (30/6).

Uang kuno hanya sebagian dari koleksi Museum Ki Sunda yang berdiri tahun 2006 tersebut.

Yang banyak  justru barang-barang bersejarah berupa alat-alat pertanian khas Sunda tempo doeloe seperti etem, bajak, pacul.

Ada juga alat-alat dapur berupa piring, gelas, keramik, seeng, hiit, boboko, juga ada alat rumat tangga. Jam solendro (1), jam beker (4), setrika cap ayam dan lainnya.

Lainnya berupa alat perang atau senjata diantaranya berbagai bilah keris, golok, pedang, kujang.

Keramik, manuskrip, naskah kuno,  fosil dan berbagai barang kuno lainnya.

Di tengah maraknya barang-barang plastic di zaman modern ini, di Museum Ki Sunda para generasi muda terutama anak-anak sekolah bisa menyaksikan berbagai jenis alat pertanian dan alat dapur yang digunakan nenek moyang tempo doeloe yang mungkin sudah langka dan sulit di rumah masing-masing (andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved