Daging Ayam, Telur, Hingga Tarif Kendaraan Online Picu Inflasi di Jabar
Komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain cabai merah, bawang putih, bahan bakar rumah tangga, beras, cab
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
BANDUNG, TRIBUN - Kenaikan harga sejumlah pangan memicu inflasi pada Juni 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2020 terjadi inflasi 0,18 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,06. Dari 90 kota IHK, 76 kota mengalami inflasi dan 14 kota deflasi.
Di Jabar dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan pada Juni 2020 mengalami inflasi 0,32 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 105,64 pada Mei 2020 menjadi 105,98 pada Juni 2020.
“Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Juni 2020 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan dan penurunan harga dan memberikan andil inflasi dan deflasi yang siginifikan,” kata Kepala BPS Jabar, Dody Herlando di Kantor BPS Jabar, Rabu (1/7).
Ia mengatakan, komoditas yang harganya naik dan memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, tarif kendaraan roda dua online, angkutan antarkota, mobil, bubur, nasi dengan lauk pauk, tomat, soto, sepeda motor, jagung manis, dan tarif kendaraan roda empat online.
Komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain cabai merah, bawang putih, bahan bakar rumah tangga, beras, cabai rawit, dan cat tembok.
Menurut Kepala BPS, Suhariyanto, beberapa komoditas yang harganya naik pada Juni 2020, antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, kelapa, nasi dengan lauk, tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, dan tarif kendaraan roda dua online. Komoditas yang harganya turun antara lain bawang putih, cabai merah, bawang bombai, cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, dan emas perhiasan.
“Kenaikan sejumlah harga pangan seperti daging ayam dan telur ayam memicu inflasi pada Juni 2020,” kata Suhariyanto dalam pemaparan Berita Resmi Statistik melalui live streaming, Rabu (1/7).
Suhariyanto menambahkan, berdasarkan pemantauan di 90 kota, BPS mencatat ada 76 kota yang mengalami inflasi, dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, 25 kota mengalami inflasi dan 1 kota deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Bekasi sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 106,99 dan terendah terjadi di Jakarta dan Banyuwangi sebesar 0,06 persen dengan IHK masing-masing 105,53 dan 103,49. Deflasi terjadi di Sumenep sebesar 0,15 persen dengan IHK 104,14. (*)