Menyusuri Terowongan Sasaksaat yang Berusia 118 Tahun, Hubungkan Jalur Kereta Api Bandung-Jakarta
Terowongan itu bernama Terowongan Sasaksaat di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, CIPATAT - Di wilayah Kabupaten Bandung Barat, terdapat terowongan yang sangat bersejarah bagi dunia perkeretaapian Indonesia.
Terowongan itu bernama Terowongan Sasaksaat di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Terowongan Sasaksaat ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1902-1903.
Torowongan ini menghubungkan jalur kereta api Bandung-Jakarta.
Panjang terowongan kurang lebih 950 meter dengan lebar 3,92 meter dan tinggi terowongan 4.31 meter.
• Air Mata Buruh Tani Lanjut Usia Itu Menetes, Terharu Diajak Belanja ke Supermarket oleh Dedi Mulyadi

Menurut Penjaga Terowongan Sasaksaat, Krisna Budirohman (29), dari cerita sejarah Terowongan Sasaksaat ini, dibangun saat zaman kolonial Belanda yang memperkerjakan pekerja rodi.
Konon, kata Krisna, zaman dulu, pengerjaan terowongan tersebut menggunakan alat seadanya seperti balincong dan linggis.
"Dulu yang saya ketahui, dari cerita sejarah, pembuatan Terowongan Sasaksaat pada zaman Belanda dikerjakan secara manual dengan alat seperti balincong dan linggis, uniknya jalan terowongan itu bisa presisi, " kata Krisna kepada Tribun Jabar, Senin (29/6/2020).
Krisna mengatakan bangunan tampak depan terowongan itu tidak ada yang diubah sama sekali dan hanya sempat ada penambahan di bagian atas terowongan yang direnovasi pada tahun 2004.
• Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 terus Bertambah , Pemerintah Kota Cimahi Siap Menjalankan AKB
Tribun Jabar berkesempatan mencoba menyusuri bagian dalam terowongan tersebut.
Namun hal itu harus mendapatkan izin dan diantarkan oleh petugas penjaga terowongan tersebut agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, Krisna menegaskan, terowongan Sasaksaat ini merupakan terowongan terpanjang dan aktif satu-satunya di Indonesia peninggalan zaman Belanda yang masih digunakan untuk jalur kereta api Bandung-Purwakarta-Jakarta.