Besok Mau Lihat Gerhana Mataharai Cincin? Bikin Sendiri Kamera Lubang Jarum agar Aman Menatap GMC
Anda harus menggunakan alat pelindung seerti kaca mata berlensa khusus ketika melihat gerhana matahari cincin.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID - Apakah Anda tertarik melihat gerhana matahari cincin ( GMC) yang akan terjadi pada besok, Minggu (21/6/2020)?.
Menatap gerhana matahari cincin secara langsung dapat berbahaya bagi mata Anda.
Anda harus menggunakan alat pelindung seerti kaca mata berlensa khusus ketika melihat gerhana matahari cincin.
Salah satu alat yang mudah dibuat adalah kamera lubang jarum atau pinhole.
Cara membuatnya mudah dan bahannya cukup sederhana, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Bahan dan Alat
kaleng bekas (dapat diganti dengan kardus)
amplas
jarum
lakban
gunting untuk memotong
cat pylox berwarna hitam
aluminium foil
Aluminium foil difungsikan sebagai lensa. Diamplas hingga tipis dan ditusuk menggunakan jarum.
Kemudian aluminium foil tersebut ditempel dengan lakban di badan kaleng yang sudah dilubangi.
Lakban tersebut akan berfungsi sebagai shutter.
Ditempelnya pun sebagian saja karena jika mau memfoto lakban harus bisa dibuka-tutup.
Proses pengambilan gambar berlangsung sekitar 30 detik.
Selain kamera lubang jarum, Anda juga bisa menggunakan beberapa alat lainnya.
1. Kacamata las
Bagi Anda yang memiliki kacamata khusus las, maka juga bisa menggunakannya. Ukuran kacamata las disarankan yang berukuran nomor 14 atau lebih besar.
2. Kacamata Matahari
Kacamata matahari biasanya berbentuk seperti kacamata tiga dimensi.
Sekilas memang lensanya seperti kacamata hitam biasa, namun lensa ini menggunakan lensa khusus.
Lensa ini dirancang untuk menghalangi sebagian besar cahaya matahari.
Kacamata ini tersedia secara gratis di berbagai acara pengamatan gerhana matahari yang dilaksanakan Bosscha di Lembang dan Tanjungpinang, PP-IPTEK di Taman Mini Indonesia Indah, Planetarium di Taman Ismail Marzuki, dan di banyak tempat pengamatan lainnya.
Intinya, kamu bisa menggunakan kacamata yang mampu menyaring sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 100-400 nanometer.
3. Binokular atau teleskop
Binokular atau teleskop memiliki prinsip penggunaan yang serupa dengan kamera lubang jarum. Bedanya, cahaya matahari akan diproyeksikan lewat lensa pembesar.
Selain itu, karena menggunakan lensa pembesar, proyeksi gerhana yang dihasilkan juga akan lebih besar dan tajam.
Teleskop akan disediakan di berbagai tempat pengamatan gerhana matahari. Sementara binokular bisa kamu pasangkan di tripod agar berdiri dengan stabil, lalu diarahkan ke matahari.
Kamu tidak boleh melihat langsung ke eyepiece atau tempat pengamatan biasa, kecuali sudah terpasang filter khusus matahari di depan cermin atau lensa objektif.
Jika menggunakan binokular atau teleskop, gunakanlah filter neutral density 5 (ND 5).
Bila Anda akan memfoto gerhana matahari jangan lupa lapisi lensa dengan filter khusus matahari.
Cahaya yang terlalu intens akan menyebabkan kamera rusak.
Jangan menggunakan selembar negatif film yang dusah dicuci sebab hal itu berbahaya.
Negatif film tidak mampu mengurangi cahaya matahari yang terlalu intens.
Walau sudah menggunakan alat khusus, sebaiknya jangan menatap gerhana matahari terus menerus dari awal hingga akhir.
Lebih baik istirahatkan mata sebentar, alihkan pandangan tiap beberapa kali selama gerhana. Waktu pengamatannya pun disarankan tak lebih dari dua menit.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sma-bpi-1-amati-gerhana.jpg)