Persib Bandung
Kisah Robert Pelatih Persib yang Ternyata Mengawali Karier sebagai Pelatih Karena Ketidaksengajaan
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, ternyata memiliki perjalanan yang cukup berliku sebelum mencapai titik karier seperti sekarang
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, ternyata memiliki perjalanan yang cukup berliku sebelum mencapai titik karier seperti sekarang.
Robert Alberts yang merupakan lulusan Ajax Amsterdam junior harus merantau cukup jauh hingga ke Swedia agar mendapatkan menit bermain.
Ketika berusia sekitar 23 tahun, Robert Alberts mendapatkan kesempatan untuk bermain di Liga Swedia.
• Kabar Terkini Omid Nazari Gelandang Persib Bandung di Swedia, Mengaku Rindu Rekan Setim
• Pelatih Persib Robert Alberts Bicara Soal Kurangnya Kompetisi Usia Muda di Indonesia
"Ketika saya masih muda, saya datang ke Swedia. Bill Baxter dia mencari pemain dan melalui anaknya, Mike Baxter yang akhirnya menjadi tim nasional U-21 Inggris dan tim nasional Afrika Selatan," ujar Robert Alberts.
Pada saat itu, Robert bergabung dengan Raa IF yang masih berstatus sebagai tim semi profesional.
Sehingga siapapun bisa bebas untuk datang berlatih dan bermain tanpa keterikatan dengan aturan.
"Dari klub itu lalu saya pindah ke klub lain karena mengalami cedera di punggung bagian bawah dan dokter menyuruh saya untuk melakukan operasi di usia yang sangat muda, sekitar usia 24. Jadi saya menolaknya karena tidak ada garansi saya bisa bermain sepakbola lagi setelah itu," katanya.
"Jadi ketimbang operasi, saya melakukan program ketat untuk meningkatkan otot punggung," ucapnya.
• Pelatih Persib Robert Alberts Pernah Jadi Lawan Sang Legenda Sepakbola Dunia Pele, Begini Katanya

Cedera itu memang membawa berkah tersendiri bagi Robert yang kembali ke titik nol untuk membangun karir sepak bolanya.
Hittarps IK yang kala itu berbeda kasta dengan klub sebelumnya membuat Robert kembali menemukan momentum karirnya.
"Bersama klub itu saya mulai membangun karier lagi di Swedia, kami menjadi tim yang fantastis karena menjadi sebuah unit yang kompak, kami seperti keluarga besar," katanya.
Di klub barunya itu jugalah, Robert mulai membangun karir kepelatihan hingga sekarang.
Secara mengejutkan, Robert yang ketika itu berusia 30-31 tahun diminta manajemen Hittarps untuk menjadi pelatih dan pemain.
"Ketika pelatih pergi, manajemen meminta saya untuk menjadi pelatih juga. Jadi saya menjadi pemain merangkap pelatih di tim tersebut.
Dan itu tentu peran yang berbeda, karena sebelumnya saya menikmati peran sebagai pemain dan setelah itu saya menjadi pelatih bagi teman-teman satu tim. Saya membangun program latihan dan taktik yang akan dimainkan," katanya.
Semenjak itu, Robert mulai tertarik dengan dunia kepelatihan karena menemukan sensasi yang berbeda dari seorang pemain di lapangan.
"Di satu kesempatan kami merupakan teman satu sama lain tapi di kesempatan berbeda saya menjadi pelatih mereka. Tetapi pemain tetap percaya dengan apa yang saya sampaikan dan kami mencapai sukses bersama," ujarnya.
• Robert Ingatkan Pemain Persib Patuhi Protokol Kesehatan, Cari Cara Interaksi Aman di Ruang Ganti
• Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Cerita Panjang Lebar Karier Sepak Bola di Belanda
Peran pemain-pelatih yang dulu pernah dijalankan Robert membuatnya belajar banyak hal.
Satu di antaranya adalah bagaimana mempertahnkan pendirian dan ide tanpa harus mencari alasan.
"Karena di satu sisi saya bermain sebagai pemain yang menghuni starting eleven dan saya juga menjadi pelatih.
Itu awalan yang bagus bagi saya dan saya juga sempat mendapatkan tawaran yang menarik dari klub Swedia lainya. Tapi saya masih tetap dengan loyalitas untuk tetap bersama klub ini," ucapnya.
Di samping itu, Robert mengungkapkan bahwa dirinya belum benar-benar pensiun sebagai pesepak bola pada usia 31 tahun.
Baru diusianya yang menginjak 34 tahun, dirinya meninggalkan status sebagai seorang pemain sepak bola.
"Hanya sesekali saya bermain dengan tim veteran. Jadi ada kompetisi sengit di Swedia yang dihuni pemain-pemain veteran dan masih ada banyak pemain yang berkualitas berada disana.
Jadi sebenarnya karir saya sebagai pemain selesai di usia 33 sebagai pemain-pelatih," katanya.