Pegawai Hotel di Cianjur Dipukul
BK DPRD Jabar Akan Panggil Oknum Anggota Dewan dan Sopir yang Diduga Memukul Staf Hotel di Cianjur
BK DPRD Jabar segera memanggil oknum anggota DPRD Jabar dan sopir pribadinya yang diduga terlibat kekerasan terhadap pegawai hotel di Cianjur.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasbullah Rahmat, mengatakan akan segera memanggil oknum anggota DPRD Jabar dan sopir pribadinya yang diduga terlibat kekerasan atau memukul pegawai hotel Le Eminence Puncak Hotel Convention & Resort, Kabupaten Cianjur.
Hasbullah mengatakan selama ini baru mengetahui hal tersebut dari media massa dan video rekaman CCTV.
Ia mengaku belum berkomunikasi, baik secara pribadi ataupun secara kelembagaan, dengan yang bersangkutan mengenai kasus tersebut.
"Saya akan secara formal memanggil secara kelembagaan melalui Badan Kehormatan DPRD Jabar. Saya tidak mau klarifikasi hal ini secara pribadi karena ini persoalan sesama dewan. Jadi kalau dipanggil di Badan Kehormatan, itu secara lembaga. Siapapun itu, mau pimpinan, anggota, mau komisi, saya akan panggil," ujar Hasbullah saat dihubungi, Kamis (18/6/2020).
• VIDEO VIRAL Pegawai Hotel di Cianjur Dipukul, Pria Tanpa Masker dari Kamar Bookingan Anggota DPRD
• Pria Pemukul Pegawai Hotel di Cianjur Marah Bosnya yang Anggota DPRD Jabar Ditegur Tak Pakai Masker
Hasbullah mengatakan pihaknya harus mengetahui secara keseluruhan kejadian tersebut dan hal ini baru terungkap dari proses hukum dan pemanggilan di Badan Kehormatan kelak.
Menurutnya, hal seperti ini tidak bisa diproses sepotong-sepotong karena pada akhirnya dirinya harus menentukan keputusan.
"Nanti kita akan panggil. Termasuk sopirnya akan kita panggil. Sebenarnya kan kewajiban Badan Kehormatan itu kepada anggota dewannya. Sopir kan di luar pantauan Badan Kehormatan karena itu bukan melekat ke DPRD tapi ke anggota dewannya. Tapi ini supaya semua jelas. Dan saya dengar pihak hotel melaporkan ini ke kepolisian, kita dukung dan monitoring saja proses hukumnya dalam konteks pidana seperti apa," katanya.
Hasbullah mengatakan jika benar kejadian yang terjadi adalah seperti yang dijabarkan pihak hotel melalui media massa, yakni adanya kekerasan dan ancaman.
Maka, hal tersebut sudah menyangkut masalah etika.
"Kalau itu memang betul dan diakui (mengancam) seperti itu, ya saya kira itu sudah menyangkut secara etika, tidak beretika dewan. Tidak boleh seperti itu dewan, sudah pelanggaran etika itu," tuturnya.
Hasbullah mengatakan seharusnya anggota dewan menjadi contoh bagi masyarakat, termasuk dalam hal penanganan Covid-19.
Dipanggil Hari Rabu
Anggota dewan sendiri, katanya, lebih dulu menjalani rapid test sampai tes swab untuk memastikan bebas virus corona.
"Di setiap rapat kita selalu pakai masker dan pakai hand sanitizer kan, ini diwajibkan disaat seperti ini. Begitu juga saat di tempat umum. Hotel juga kan punya protab yang ketat untuk masalah ini, untuk keselamatan kita semua. Karena virus menular tidak memandang jabatan," tuturnya.
Hasbullah mengatakan yang bersangkutan rencananya akan dipanggil Badan Kehormatan DPRD Jabar, Rabu (24/6).
Namun demikian, rapat di Badan Kehormatan ini harus mencapai kuorum dan dihadiri oleh lebih dari separuh anggota Badan Kehormatan.
Hal inilah, katanya, yang agak sulit terlaksana karena kini setiap anggota Badan Kehormatan memiliki tugas masing-masing.
Di DPRD Jabar sendiri, katanya, sedang ada lima panitia khusus yang tengah bertugas sehingga agak sulit menentukan jadwal yang tepat supaya anggota Badan Kehormatan mencapai kuorum dalam waktu bersamaan.
Hasbullah mencontohkan, pemanggilan seorang anggota DPRD Jabar yang memberikan rekomendasi saat Penerimaan Peserta Didik Baru yang harusnya dilakukan pada Senin (15/6) pun belum bisa terlaksana karena anggota Badan Kehormatan yang hadir belum mencapai kuorum saat itu.
"Kita kan kalau rapat pleno harus mencapai kuorum untuk menentukan tingkat pelanggaran dan sanksi. Kasus di Cianjur ini juga akan kita minta klarifikasi.
Karena seorang saja, anggota dewan dianggap tidak disiplin. Padahal mungkin dari 120 anggota dewan yang tidak disiplin mungkin cuma satu," katanya.
Sebelumnya diberitakan, gara-gara mengingatkan oknum anggota DPRD Jawa Barat untuk memakai masker, seorang karyawan hotel menjadi korban penganiayaan, Selasa (16/6).
"Setelah kami cek, pelaku yang melakukan pengancaman merupakan anggota dewan, sedangkan yang mukul sopirnya. Mereka tamu hotel yang menginap," kata Marcomm Hotel Le Eminence Puncak M Rizki Supriatna, Selasa (16/6).
Rizki menjelaskan, karyawannya mengalami luka memar belakang telinga sebelah kiri. Insiden itu, menurut penjelasan Rizki, terjadi saat oknum anggota DPRD dan sopirnya hendak masuk ke area restoran hotel tanpa memakai masker.
Korban lalu mencoba mengingatkan oknum anggota DPRD tersebut. Namun, teguran korban disambut ancaman dan kata-kata kasar.
Setelah itu terjadi pemukulan yang diduga dilakukan sopir dari anggota DPRD tersebut. (Sam)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/pegawai-hotel-di-cianjur-dipukul-tamu.jpg)