Pabrik Sepatu Ini Tetap Beroperasi Demi Pertahankan 2.000 Karyawan Agar Tak di-PHK
Menurut Manajer HRD dan Umum PT Sinar Runnerindo, Romeo Beny Hutabarat, perusahaan bisa tetap produksi dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengge
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perusahaan sepatu PT Sinar Runnerindo bisa bertahan dengan tetap berproduksi di tengah pandemi Covid-19. Dengan terus berproduksi, sekitar 2.000 karyawan di pabrik sepatu di Katapang, Kabupaten Bandung, ini tak ada yang di-PHK ataupun dirumahkan.
Menurut Manajer HRD dan Umum PT Sinar Runnerindo, Romeo Beny Hutabarat, perusahaan bisa tetap produksi dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggencarkan pemasaran secara online atau daring.
“Kami berusaha semaksimal mungkin, memang (adanya Covid-19) ini, efeknya pasti ada,” kata Romeo saat ditemui di pabrik tersebut, Senin (15/6/2020).
Ia menambahkan, karyawan pun banyak meminta kepadanya agar produksi tidak sampai berhenti. “Jadi, produksi jalan terus dan karyawan mendukung,” ujarnya.
Menurutnya, meski produksi terus dipacu, pandemi Covid-19 ini harus diwaspadai. Namun dengan protokol kesehatan dipenuhi dan dipatuhi, seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, mudah-mudahan menghambat laju Covid-19 ini, termasuk di pabrik tersebut.
Ia mengatakan, adanya Covid-19 membuat perusahaannya menerapkan sejumlah strateginya. “Strategi kami bertahan. Dalam arti produksi kami jalankan terus. Pemasaran kami sekarang kebanyakan beralih ke online dan mulai menggeliat,” kata dia.
Menurutnya, dengan adanya pandemi ini memang ada pengaruh, meski tidak terlalu signifikan.
“Kalau dibilang tidak ada pengaruh tidak mungkin, karena semua pasti berefek. Makanya kami masih bisa berjalan sampai sekarang,” ujar Romeo.
Perusahaanya sudah berdiri dari tahun 1989. Jadi sudah pernah merasakan ketika ada krisis ekonomi melanda Indonesia. “Sudah dua krisis kami lewati dan sekarang mudah-mudahan bisa kami lewati juga,” ujarnya.
Ia mengatakan, tidak ada penurunan produksi di pabriknya tapi ada sedikit penurunan penjualan. Namun penjualan kini terbantu dengan online. “Sekarang 50-50, penjualan online dan langsung. Awalnya 70 persen penjualan langsung, 30 persen online. Orang juga beralih yang asalnya belanja di mal jadi online, otomatis kami mengikuti,” ucapnya.
Produksi pada masa pandemi, kata Romeo, perusahaan mengikuti protokol yang harus diterapkan. Di antaranya karyawan yang masuk dicek suhu tubuh, cuci tangan, disediakan juga hand sanitizer, dan wajib bermasker. “Semua itu disediakan gratis. Jadi kalau ada karyawan yang tidak punya masker silakan menghubungi dan kami berikan masker,” kata dia.
Romeo menambahkan, jarak saat bekerja pun dijaga, jangan sampai berdempetan. Di bidang produksi, perusahaan tidak mengurangi karyawan, tapi ruangannya diperluas.
“Penempatannya kami susun kembali, otomatis setelah disusun lebih luas. Jadi, pada new normal ini kami juga sudah mempersiapkan diri,” ucapnya. (*)