Apa Itu Telur Fertil? Perbedaan dengan Telur yang Biasa Dikonsumsi dan Bahayanya bagi Kesehatan
Apa itu telur infertil? Telur infertil tengah ramai dibicarakan setelah Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Tasikmalaya melakukan sidak di Pasar Induk Ci
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Apa itu telur infertil? Telur infertil tengah ramai dibicarakan setelah Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Tasikmalaya melakukan sidak di Pasar Induk Cikurubuk Tasikmalaya.
Telur infertil sebenarnya dilarang untuk dikonsumsi dan berbeda dari telur yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Kepala Subdit Pengawasan Keamanan Produk Hewan Kementerian Pertanian, Drh. Imron Suandy, MVPH, menjelaskan, dalam industri perunggasan dikenal dua jenis telur.
Dua jenis telur itu adalah telur tertunas dan telur konsumsi.
“Telur tertunas adalah telur yang dibuahi oleh pejantan. Telur ini diproses untuk menjadi day old chick (DOC) atau yang disebut sebagai bibit,” ujar Imron saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).
Industri yg menghasilkan DOC itu adalah perusahaan pembibitan ayam atau breeding farm, yang menghasilkan DOC untuk ayam pedaging.
Dalam industri unggas, untuk mendapatkan DOC memerlukan pemilihan ayam sebagai bibit secara khusus yang kemudian dikawinkan secara khusus pula.
Di proses menjadi DOC, telur tertunas perlu dieramkan di dalam mesin yang bisa digunakan untuk mengerami telur hingga ribuan butir.
Proses pengeraman telur itu memerlukan waktu sekitar 18-21 hari. Meski demikian, tidak semua telur ini berhasil menjadi ayam.
Nah, telur yang tidak berhasil menjadi ayam ini disebut telur infertil.

“Yang tidak jadi ayam, itu yang kita sebut sebagai telur infertil,” kata Imron.
Adapun telur konsumsi, telur yang biasa diperjualbelikan dan diperuntukkan untuk konsumsi.
Telur konsumsi merupakan telur yang tidak dibuahi oleh pejantan. Jika ditetaskan bertahun-tahun pun, telur konsumsi tidak akan menetas.
“Yang kita beli di warung itu, enggak mungkin menetas jadi anak ayam,” lanjut dia.
Bahayakah Bila Dikonsumsi?
Telur infertil sebenarnya bisa dikonsumsi namun memiliki masa penyimpanan yang pendek.
Oleh sebab itu, risiko telur infertil busuk saat akan dikonsumsi semakin besar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Tasikmalaya Tedi Setiadi menjelaskan perihal telur infertil, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Tedi mengemukakan, mengonsumsi telur infertil berbahaya bagi kesehatan.
"Jika dikonsumsi jelas mengganggu kesehatan," tutur dia di Kompleks Pasar Induk Cikubruk Tasikmalaya, Selasa (9/6/2020).
Selain membahayakan kesehatan, dalam prosesnya, biasanya telur melalui penyemprotan dengan zat kimia.
"Telur infertil dilarang dijual karena sebelum dijual disemprot zat kimia terlebih dahulu dan zat kimia itu juga berbahaya jika dikonsumsi. Kami meminta agar masyarakat harus lebih bijak membeli, terutama dilihat dulu fisiknya jika harus melakukan pembelian lebih baik lagi harga normal saja dibanding harga miring," ungkap dia.
Mengutip dari artikel yang dipublikasikan klikdokter.com, dr Devina Irine Putri menjabarkan bahaya kesehatan bila mengonsumi telur infertil.
“Sebenarnya, kalau dibilang telur infertil ini berbahaya banget, sih, nggak. Dia cuma lebih cepat busuk daripada telur ayam yang biasa. Ini karena dia dari sel telur betina saja, ga ada ikut serta sperma dari ayam jantan,” tuturnya.
Menurutnya telur infertil yang mudah busuk sangat memungkinkan bagi masyarakat mengonsumsi saat kondisinya sudah tidak baik.

“Belum ada bukti spesifik tertentu dari bahaya telur infertil ini. Hanya saja, kalau kita makan telur yang dalam keadaan mau busuk atau sudah busuk, tentu ada kontaminasi bakteri. Alhasil, Anda bisa kena gangguan pencernaan, misalnya muntah-muntah, diare, dan disertai demam,” kata dr. Devia.
Zat kimia yang sebelumnya dijelaskan Tedi pun bisa saja masuk dalam pencernaan karena tidak sengaja.
Zat tersebut menempel pada bagian luar telur lalu terbawa ketika memecahkan telur saat akan dikonsumsi.
Dokter Devia menambahkan, “Kalau kita lupa cuci, pas kita pecahin, kadang ada bagian kulit telur yang masuk. Dari situlah zat kimia dari kulit telur mengontaminasi. Bahan kimia biasanya menumpuk. Kalau sudah begitu, itu bisa memicu kanker di kemudian hari. Jadi, efek konsumsi telur infertil yang satu ini lebih ke jangka panjang, bukan langsung.”
Ciri-ciri Telur Infertil
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), Blitar Rofiyasifun pernah mengatakan, ada beberapa ciri fisik yang bisa dibedakan antara telur infertil dan telur ayam negeri.
Telur infertil memiliki ciri fisik yaitu cangkangnya berwarna pucat atau putih.
Sedangkan, telur ayam ayam negeri warna cangkangnya agak kecokelatan.
• Jelang Lebaran, Harga Telur Ayam di Kota Sukabumi Kembali ke Harga Normal
"Paling gampang bedakannya, kalau ciri telur HE itu warnanya pucat. Kalau telur biasa kan warnanya agak cokelat. Memang telur ayam negeri juga ada yang putih, itu biasanya berasal dari ayam yang sakit, tapi itu jumlahnya sedikit," ujar Rofiyasifun, Selasa (13/5/2020), dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com.
Selain itu, lanjutnya, telur infertil juga memiliki harga yang relatif murah.
Harganya hanya berada di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kg, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp 20.000 per kg.
"Murah karena telur ini harus segera cepat dijual, karena dia akan cepat busuk dalam seminggu. Makanya dijual sangat murah. Dari sisi kualitas juga kurang. Telur HE harusnya dimusnahkan atau untuk CSR perusahaan," kata Rofiyasifun.