Anak Tenaga Kesehatan Covid-19 Bisa Masuk PPDB SMA/SMK Melalui Jalur Afirmasi, Ini Syaratnya
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memberikan kemudahan bagi anak tenaga kesehatan
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memberikan kemudahan bagi anak tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020/2021 jenjang pendidikan SMA/SMK/sederajat. Dimana, mereka akan dapat langsung diterima di sekolah tujuan (SMA dan SMK) melalui jalur afirmasi.
Sekertaris Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Wahyu Mijaya mengatakan, kebijakan tersebut dikeluarkan mengingat cukup banyak tenaga kesehatan yang saat ini tengah bekerja secara khusus untuk menangani pasien COVID-19.
"Putra/putri para tenaga kesehatan yang masuk kriteria prioritas dalam kebijakan tersebut yaitu, dokter, perawat, petugas laboratorium, dan sopir ambulans yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19, laboratorium kesehatan, dan pusat isolasi mandiri di bawah Pemerintah Provinsi Jabar. Kebijakan ini berlaku bagi anak para tenaga kesehatan baik yang masih masih bekerja maupun yang telah meninggal saat penanganan Covid-19," ujarnya di Kantor Disdik Jawa Barat. Senin (8/6/2020).
Ketua PPDB 2020 Disdik Jawa Barat, Yesa Sarwedi Hami Seno menambahkan, terdapat beberapa persyaratan kebijakan yang dapat mengakomodir kebijakan tersebut, diantaranya, merupakan anak kandung dari tenaga kesehatan yang bersangkutan, dan dibuktikan dengan identitas Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran.
• Aurel Hermansyah Stres Setelah Dimaki Raul Lemos di Telepon, Ini Penjelasan Psikolog yang Ditemuinya
Kedua, surat tugas orang tua yang bersangkutan, yang dibuktikan dengan adanya tanda tangan dan stempel asli dari kepala rumah sakit, kepala laboratorium, atau penanggungjawab tempat isolasi mandiri tempat tenaga kesehatan tersebut bekerja. Serta, surat rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Sedangkan, bagi tenaga kesehatan yang telah meninggal dunia, maka persyaratannya, adanya surat keterangan kematian dari rumah sakit, serta surat keterangan dari kepala RS bahwa sebelumnya yang bersangkutan sempat bertugas di rumah sakit tersebut.
"Jadi nanti kami akan memvalidasi berkas dokumentasi tersebut dengan Dinas Kesehatan apakah yang bersangkutan bekerja sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan covid-19 atau bukan. Setelah kelompok tersebut terkumpul, sama mereka pun akan dievalusi berdasarkan jarak dari tempat tinggal ke sekolah," ujarnya dilokasi yang sama.
• SPP SMA/SMK Gratis di Jabar Mulai Bulan Juli 2020, Dananya Sudah Dianggarkan
Yesa mengatakan, kelengkapan dari berkas-berkas tersebut pun dilampirkan secara daring dalam proses pendaftaran PPDB 2020 Jawa Barat.
Terkait kuota jalur afirmasi bagi anak tenaga kesehatan, Yesa menjelaskan akan terakmodir dua persen dari kapasitas sekolah dalam kuota jalur seleksi afirmasi sebesar 20 persen.
"Jalur afirmasi kan 20 persen untuk keluarga ekonomi tidak mampu (KETM), nah 2 persennya ini difasilitasi untuk anak tenaga kesehatan. Meski demikian, semua proses verifikasi validasi data berada di panitia sekolah, termasuk proses evaluasi akan juga dilakukan berbasiskan jarak," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan pun meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung dapat mengikuti kebijakan Disdik Pemprov Jabar, untuk memfasilitasi kemudahan bagi anak dari tenaga kesehatan dalam PPDB 2020. Hal tersebut, sebagai bentuk penghargaan pemerintah bagi para garda terdepan penanganan covid-19.
"Kami mendorong dinas terkait Pemkot Bandung untuk memfasilitasi anak dari tenaga kesehatan, seperti anak perawat, dokter, petugas laboratorium, dan atau sopir ambulance di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19," ujarnya di Gedung DPRD Kota Bandung, Senin (8/6/2020).
Kebijakan tersebut, lanjutnya telah mulai dapat di sosialisasikan sedini mungkin, terlebih masa pendaftaran PPDB 2020 ditingkat TK/PAUD, SD, dan SMP akan diselenggarakan pada pekan depan. Dengan demikian, garda terdepan penanganan COVID-19, terbantu dalam hal pendidikan anak-anaknya.
• Honda Beat Senggol Honda Brio, Pemotor Beat Masuk Kolong Truk, Tewas Terlindas Roda Belakang
"Ini bentuk kepedulian kepada anak-anak dari tenaga medis yang berhubungan langsung dengan penanganan Covid-19. Apalagi, para tenaga kesehatan harus tetap berada di fasilitas kesehatan atau rumah sakit selama masa pandemi covid-19 ini, sehingga dimungkinkan tidak memiliki waktu untuk mengurus PPDB bagi anak-anaknya," ucapnya.