Jubir Jokowi Kini Jadi Komisaris BUMN PT Waskita Karya, Fadjroel Rachman: Doakan Saya Tetap Amanah
Juru bicara Kepresidenan Jokowi, Fadjroel Rahchman kini memegang jabatan baru di PT Waskita Karya perusahaan kontruksi BUMN sebagai komisaris.
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: taufik ismail
Juru bicara Kepresidenan Jokowi, Fadjroel Rachman kini memegang jabatan baru.
Beberapa waktu lalu ia dilantik sebagai jubir, kini Fadjroel Rachman ditunjuk jadi komisaris di BUMN.
Fadjroel Rachman kini menjabat sebagai komisaris di PT Waskita Karya.
Ditunjuknya jubir Jokowi ini menjadi komisaris diumumkan oleh manajemen PT Waskita Karya, baru-baru ini.
• Jadi Bos BUMN Penampilan Baru Mantan Kapolri Kini Beda, Badrodin Haiti Berjenggot Terlihat Pangling
Seperti yang diunggah di laman Instagram resmi perusahaan BUMN tersebut di Instagram dan Twitter.
Di Twitternya, Fadjroel Rachman juga mengunggah ucapan selamat atas pelantikannya menjadi komisaris di BUMN itu.
Tak hanya itu, jubir Jokowi itu juga mengucapkan terima kasih.
Fadjroel pun meminta dukungan dan doa agar dirinya tetap amanah memegang jabatan komisaris di PT Waskita Karya tersebut.
"Terimakasih. Doakan saya tetap amanah - FR
@waskita_karya
@KemenBUMN
#BUMNUntukIndonesia," tulis jubir Jokowi, Fadjroel Rachman di Twitternya.
Sebelum ditunjuk menjadi komisaris BUMN, seperti diketahui Fadjroel juga menjabat sebagai jubir Jokowi.
Sebelum itu, Fadjroel juga pernah menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya Tbk.
Namun ia digantikan oleh Dony Usodo Hargo yang merupakan purnawirawan jenderal.
Dikutip dari kompas.com, sosok Fadjroel bukan wajah baru di lingkaran kekuasaan.
Pada Pilpres 2014 lalu, ia menjadi tim pemenang Jokowi yang diangkat menjadi Komisaris Utama di PT Adhi Karya.
Fadjroel dinilai tampak loyal mendukung aktif Jokowi dalam kontes Pilpres sejak awal.
• BREAKING NEWS: Saat Duduk dengan Suaminya, Perempuan di Cianjur Tiba-tiba Dibakar Seorang Pria
Sebelum itu, Fadjroel adalah seorang aktivis 1998 dan seorang peneliti.
Fadjroel lulusan ITB yang terlibat dalam organisasi kampus Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Kelompok Sepuluh Bandung, dan Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB.
Ketika ia menjadi seorang aktivis 98, Fadjroel bahkan pernah mengalami masa pahit.
Ia menjadi tahanan politik karena aksinya yang terdepan mengkritik masa Orde Baru.
Kini Fadjroel menjadi Staf Khusus jubir Jokowi pada kabiner Indonesia Maju (2019-2024).
Kini juga menjabat kembali di lingkungan BUMN sebagai komisaris di PT Waskita Karya.
Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin pada tanggal 17 Januari 1964.
Riwayat pendidikan Fadjroel pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Kimia.
Lalu ia lanjutkan studi Magister pada Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ia juga menyandang Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (lulus dengan predikat Cumlaude).
Kemudian ia lanjutkan studi di jenjang Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (Komunikasi Politik).

Menjadi seorang peniliti, Fadjroel juga dikenal sebagai seorang penulis.
Pernah menjadi seorang aktivis Fadjroel dekat dengan buku hingga kelompok diskusi.
Di balik penjara, Fadjroel gemar membaca dan menulis esai, novel hingga puisi.
Sejauh ini ada bebera karya tulisannya yang sudah dimuat, di antaranya:
- Menggugat Indonesia: Republik Tanpa Publik (Pledoi Pengadilan Mahasiswa ITB, 1990)
- Democracy without The Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State (Friedrich Ebert Stiftung, 2007)
- Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Penerbit Koekoesan, 2006)
- May Revolution and Mass Media (Penerbit Gramedia, 2001)
- Antologi puisi Catatan Bawah Tanah (Yayasan Obor Indonesia, 1992)
- Antologi puisi Dongeng untuk Poppy (Penerbit Bentang, 2007) menjadi Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007, dan dianugerahi 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
- Antologi Puisi Sejarah Lari Tergesa dinominasikan pada Khatulistiwa Literary Award 2005
- Bulan Jingga Dalam Kepala (Novel, Gramedia, 2007)
- Indonesianisasi Saham Penanaman Modal Asing: Studi Tentang PT Freeport Indonesia (2013), dan lain sebagainya.