Proyek Jalan Layang Jalan Jakarta-Laswi Dilanjutkan, Rekayasa Jalan Mulai Senin Besok

Ruhiyat mengatakan, karena wajib menjalankan protokol Covid-19, maka pekerja yang diturunkan di lapangan pun akan dibatasi jumlahnya.

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Kemal Setia Permana
Sejumlah kendaaraan melintasi tiang jalan layang di perempatan Jalan Jakarta-Supratman, Kamis (4/6/2020). Proyek jalan layang Jalan Jakarta dan Laswi ini akan dilanjutkan mulai pekan depan. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mulai bulan ini, proyek jalan layang Jalan Jakarta dan Laswi akan dilanjutkan.

Hal ini diawali dengan adanya rekayasa jalan mulai Senin pekan depan.

Namun pengerjaan pembangunan jalan layang kali ini bertepatan dengan adanya pandemi korona yang mengharuskan siapapun menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

"Untuk itu kami bersama pelaksana pembangunan di lapangan sudah pasti akan menerapkan protokol pencegahan penyebaran pandemi ini selama proses pembangunan berlangsung," ujar kepala UPTD 3 Bina Marga Wilayah Pelayanan Bandung, Ruhiyat, di Kantor UPTD 3, Jalan Sukarno Hatta, Kamis (4/6/2020).

Ruhiyat mengatakan, karena wajib menjalankan protokol Covid-19, maka pekerja yang diturunkan di lapangan pun akan dibatasi jumlahnya.

Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan orang yang sangat berpotensi menukarkan wabah Covidi19 di antara para pekerja.

Hal itu dibenarkan pihak pemborong.

Menurut perwakilan pemborong, Markurius Sembiring dari PT Sarana Seja Ibadah, KSO PT Gurky Putra Mandiri, pihaknya sudah mengantisipasi pembatasan jumlah pekerja dengan membagi pekerjaan dalam dua shit, yang mana hal ini tidak terjadi dalam pembangunan fondasi jalan layang tahap awal lalu.

"Kami sudah antisipasi dari sisi waktu pekerjaannya."

"Biasanya (pekerjaan tahap awal) dilakukan dari pagi sampai malam pukul 20.00-21.00. Nanti akan diberlakukan dua shift paling tidak sampai jam 12 malam."

"Ada pengurangan pekerjaan, otomatis ada jam kerja yang kami tambah," ujar Markurius.

Dihitung dari sisi estimasi jumlah pekerja, Markurius mengatakan bahwa nantinya dalam satu shift, jumlah pekerja hanya ada 40 orang saja dari biasanya bisa mencapai 80 orang dalam situasi normal.

Namun demikian, pihaknya meyakini bahwa hal ini tidak akan memengaruhi target pekerjaan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved