Pandemi Covid-19, Objek Wisata di Cipanas Garut Tutup, Pemilik Warung Sehari Cuma Dapat Rp 5 Ribu

Sepinya objek wisata di kawasan Cipanas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut berimbas kepada

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Ichsan
tribunjabar/firman wijaksana
Objek wisata Cipanas Garut tutup, pemilik warung sehari hanya dapat Rp 5 ribu 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sepinya objek wisata di kawasan Cipanas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut berimbas kepada pendapatan sejumlah warung dan toko oleh-oleh. Sudah dua bulan, para pedagang tak bisa mendapatkan penghasilan.

Awalnya Pemkab Garut berencana membuka objek wisata pada hari ini. Namun urung dilakukan dengan alasan perpanjangan PSBB di Jabar.

"Kadang cuma bawa uang Rp 5 ribu ke rumah. Tapi sering juga enggak dapat uang sama sekali," ujar Aep (46), pedagang di kawasan wisata Cipanas, Selasa (2/6/2020).

Selama wisata ditutup, sangat jarang ada pembeli datang ke warung kelontong miliknya. Sebelum terjadi pandemi corona, biasanya ia mengantongi uang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu ke rumah.

Tragis, Korban Laka Lantas Keburu Tewas Sebelum Jalani Perawatan Maksimal, Ditolak 4 Rumah Sakit

"Makan juga seadanya saja. Paling sama ikan asin. Yang penting ada nasinya," katanya.

Pendapatan utamanya hanya mengandalkan berjualan di warung. Ia berharap kawasan objek wisata bisa segera dibuka agar pendapatannya bisa kembali seperti semula.

Nisa (56), salah seorang pemilik toko oleh-oleh di Jalan Otista, Kecamatan Tarogong Kaler mengaku baru mulai kembali membuka tokonya. Sebulan lebih, ia haru menutup tokonya.

Selain itu, ia terpaksa merumahkan pekerjanya. Hal itu karena tidak ada pemasukan selama toko ditutup.

"Baru setelah lebaran buka lagi. Para pekerja juga sudah bekerja lagi setelah sebulanan dirumahkan," ucap Nisa.

Masa Belajar di Rumah Bagi Pelajar Kota Cirebon Diperpanjang Hingga Batas Waktu Belum Ditentukan

Dirumahkannya para karyawan karena omzet tokonya turun drastis. Selain itu, faktor kesehatan juga jadi alasan para pekerja harus tinggal dirumah.

"Apalagi waktu PSBB, jam operasional dibatasi. Bisa sampai tidak ada yang beli. Saya harap bisa normal lagi biar penjualan kembali bagus," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved