New Normal di Jabar
New Normal Diberlakukan, Tim Kesehatan akan Datangi Kerumunan untuk Tes Masif, Aparat Lebih Gencar
Pemberlakuan tatanan normal baru pada Juni 2020 di Jawa Barat tidak berarti menghentikan upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemberlakuan tatanan normal baru pada Juni 2020 di Jawa Barat tidak berarti menghentikan upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Para tenaga kesehatan dan aparat lainnya akan lebih sibuk menegakkan protokol kesehatan di berbagai tempat dan tes masif Covid-19 pun akan lebih digencarkan.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Berli Hamdani, mengatakan dalam menjalani tatanan normal baru ini, bukan berarti risiko penularan Covid-19 akan berkurang. Sebab, masih muncul kasus-kasus positif baru di Jabar.
• INFO TERBARU Covid-19: Jumlah Kasus Positif di Indonesia Jadi 23.851, Jabar Bertambah Jadi 2.157
"Kita masih tetap waspada, jadi kita mengambil sikap atau memutuskan suatu kebijakan itu dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, salah satu bentuk kewaspadaan yang akan terus ditingkatkan adalah melakukan pemeriksaan atau pendeteksian yaitu dengan tes masif," kata Berli di Gedung Sate, Rabu (27/5).
Berli mengatakan tes masif secara rapid test atau PCR akan terus ditingkatkan untuk memetakan lebih luas penyebaran Covid-19 di Jabar. Dengan pemberlakuan tatanan normal baru ini, pengetesan secara acak akan diberlakukan di tempat-tempat yang kembali dibuka untuk umum.
"Nanti dalam era kenormalan baru itu masyarakat akan melihat kami menggunakan kendaraan yang ada baik itu ambulans, Maskara, Mpus, dan berbagai kendaraan pemprov, nanti akan berkeliling melakukan pemeriksaan rapid test dan PCR," katanya.
• Dampingi Jokowi, Ridwan Kamil Sebut Penerapan New Normal di Jabar Harus Berdasarkan Data yang Jelas
Sejumlah tim ininakan lebih giat berkeliling Jabar, dibantu pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan tes massal di kerumunan-kerumunan masyarakat.
"Contohnya ada pengajian, ada orang kondangan, ada pasar dan sebagainya, atau kegiatan di luar rumah ibadah dan tempat lainnya, itu juga akan dilakukan pemeriksaan, tetapi tentu saja dengan menggunakan titik sampel," katanya. (Sam)