Khutbah Idul Fitri

Teks Naskah Khutbah Idul Fitri 1441 H Dibaca Besok Minggu 24 Mei, Cuma 10 Menit: Kemenangan Sejati

Materi atau nakah khutbah Idul Fitri 1441 H disampaikan pada shalat Idul Fitri besok, Minggu 24 Mei 2020

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Photo by David McEachan from Pexels
Ilustrasi Lebaran 2019 - Materi atau nakah khutbah Idul Fitri 1441 H disampaikan pada shalat Idul Fitri besok, Minggu 24 Mei 2020 

Materi atau nakah khutbah Idul Fitri 1441 H disampaikan pada shalat Idul Fitri besok, Minggu 24 Mei 2020

Teks naskah khutbah Idul Fitri ini sangat ringkas, bahasannya renyah, mudah dipahami, dan hanya berdurasi sekitar 10 menit

Dalam naskah khutbah Idul Fitri 1441 H dibahas soal kemenangan sejati seorang muslim

// 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Siapkan materi atau naskah khutbah Idul Fitri 1441 H atau Idul Fitri 2020, sebelum pelaksanaan ibadah shalat Idul Fitri, Minggu 24 Mei 2020, agar ibadah menjadi khusuk.

Menyampikan materi  khutbah Idul Fitri 1441 H adalah sunah dalam rangkaian ibadah shalat Idul Fitri.

Anda yang besok akan bertindak sebagai imam dan khotib shalat Idul Fitri 1441 H, bisa membacakan materi atau naskah khutbah Idul Fitri di bawah artikel ini.

Pelaksanaan shalat Idul Fitri di Kota Bandung dan sebagian wilayah di Jawa Barat, dianjurkan untuk dikerjakan di dalam rumah, sendiri atau berjamaah bersama keluarga.

Sebab, pandemi virus corona di Kota Bandung belum mereda bahkan status masih zona merah.

Di sejumlah daerah lain dengan status zona hijau dan biru, masih memungkinkan untuk menggelar shalat Idul Fitri 1441 H berjamaah di lapangan atau di masjid.

Materi atau naskah khutbah Idul Fitri 1441 H ditulis oleh Ustadz H Mustofa Lc MFil I, Direktur Naungan Yatim Dhuafa Kota Bandung, bisa digunakan esok hari.

Materinya sangat ringan, relevan dengan kondisi umat Islam saat ini.

 MATERI KHUTBAH IDUL FITRI 1441 H, Merawat Ketaqwaan, Lengkap Mukadimah Bahasa Arab dan Doa Penutup

Ustadz H Mustofa Lc MFil I, mengulas hari bahagia dan kemenangan sejati umat Islam setelah mengerjakan puasa di bulan Ramadhan selama sebulan.

Kemenangan sejati bukanlah euforia, pesta, dan pakaian baru untuk berlebaran,  melainkan derajat taqwa yang Allah SWT sematkan kepada orang-orang yang beriman.

Berikut khutbah Idul Fitri 1441 H ditulis oleh Ustadz H Mustofa Lc MFil I, Direktur Naungan Yatim Dhuafa Kota Bandung

TAFAKKUR DAN TADABBUR SEBAGAI BEKAL MENGHADAPI PANDEMI

Oleh: Ust. H. Mustofa, Lc., M.Fil.I (Direktur Naungan Yatim Dhuafa)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيرًا، وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا مَزِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ؛ لَا يَقَعُ شَيْءٌ فِي الْكَوْنِ إِلَّا بِقَدَرِهِ، وَلَا يُقْضَى شَأْنٌ إِلَّا بِعِلْمِهِ. وَيَمُوتُ الْجِنُّ وَالْإِنْسُ وَهُوَ سُبْحَانَهُ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، وَيُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَيَصْعَقُ الْخَلْقُ وَلَا يَبْقَى سِوَاهُ عَزَّ وَجَلَّ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ؛ كَانَ كَثِيرَ الْعِبَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى، يَقُومُ حَتَّى تَرِمَ قَدَمَاهُ مِنْ طُولِ الْقُنُوتِ، وَكَانَ شَدِيدَ الثِّقَةِ بِهِ سُبْحَانَهُ، يَقِفُ الْمُشْرِكُونَ عَلَى الْغَارِ وَهُوَ ﴿ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ﴾ [التَّوْبَةِ: 40] . صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ؛ أَكَابِرِ هَذِهِ الْأُمَّةِ وَأَفَاضِلِهَا, وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أما بعد:

فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ،قال تعالى: ﴿ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴾.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Segala puja dan puji hanya untuk Allah swt. Pujian yang memang hanya menjadi milik-Nya karena ke-Maha Besaran-Nya. Pujian yang selalu melekat pada Dzat-Nya tanpa perlu menunggu pujian dari makhluk-Nya.

Pujian yang tidak bisa disangkal oleh siapapun yang menyangkal-Nya. Pujian yang mutlak menjadi milik-Nya karena Dialah Pencipta, Pemelihara, Pelestari, Penghancur, dan Dzat Yang Membangkitkan kembali alam semesta.

Shalawat dan Salam semoga Allah limpahkan kepada utusannya, Muhammad saw. Dialah manusia terbaik yang diutus oleh Allah untuk membawa manusia ke jalan titian seharusnya, yakni hidayah Islam. Semoga Allah swt juga melimpahkannya kepada keluarga dan para sahabat yang senantiasa memberikan kita contoh cara mengikuti Muhammd saw.

Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.

Dengan nikmat dan rahmat Allah swt. pagi ini kita merayakan hari kemenangan setelah sebulan kita berlatih dan berjuang menundukkan hawa nafsu dalam diri kita. Perayaan kemenangan dan kefitrian pada tahun 1441 H. ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila pada tahun-tahun sebelumnya kita merayakannya dengan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid atau tanah lapang, lalu bersilaturahim dan mudik ke sanak handai taulan, maka tahun 1441 H.  wabah virus corona atau Covid-19 membuat kita merayakan kemenangan dengan cara yang berbeda.

Pada masa pandemi ini, saudara-saudara seiman yang tinggal di daerah yang masuk kategori hijau merayakan kemenangan yang mungkin tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Di sisi lain, saudara-saudara kita di daerah yang masuk kategori merah atau bahkan hitam merayakan kemenangan ini di rumah saja.

Perbedaan cara ini tentu tidak mengurangi kesyahduan kita dalam merayakan kemenangan kita, karena kemenangan sejatinya bukanlah terletak pada euphoria perayaannya tapi terletak pada hasil yang kita capai. Allah swt. berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah, 2: 183).      

Firman Allah swt. tersebut menjelaskan bahwa target  yang harus diperjuangkan orang yang melaksanakan ibadah puasa adalah derajat taqwa.

Saat ibadah puasa mampu membuat kita menaati semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya, maka saat itulah hiruk pikuk perayaan menjadi nomor kesekian dalam aktivitas bulan Syawal karena kita mengutamakan taqwa dan ibadah.

 Bacaan Niat Mandi Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri, Amalan yang Disunnahkan Rasulullah SAW

Saat kesibukan melayani Allah swt memenuhi hari-hari kemenangan, maka saat itulah kemenangan sejati kita genggam.

Saat itu, apapun yang terjadi dan menghampiri kita tidak akan membuat kita mengeluh, kecewa, gunda, apalagi berpaling dari-Nya.

Nikmat akan membuat kita semakin syukur dan dekat kepada Allah swt. Musibah akan membuat kita semakin sabar dan dekat kepada Allah swt. Begitulah akhlak sejati seorang mukmin sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤمنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya:

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999).

Masa pandemi ini tidak membuat mukmin sejati menjadi lemah. Apapun keadaannya, seorang mukmin harus produktif. Bila pandemi ini dilihat sebagai sebuah musibah, maka ketahuilah, dibalik musibah ada anugrah besar yang Allah siapkan untuk hamba-Nya. Bersama kesulitan Allah senantiasa menyertakan kemudahan.

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 6).
 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah.

Masa pandemi ini memang membuat banyak sektor terpukul. Covid-19 ini mungkin juga telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.

Wabah ini juga telah membuat banyak perusahaan kesulitan bahkan membuat pertumbuhuan ekonomi negara tidak tumbuh sesuai proyeksi. Secara umum ini bisa dilihat sebagai sebuah kesulitan.

Bila kita seorang mukmin sejati, maka kita mengakui bahwa semua ini adalah ketetapan Allah Yang Maha Kuasa. Pengakuan ini membuat kita menyadari bahwa kita adalah hamba.

Kesadaran ini mengantarkan kita untuk sabar dan kemudian berusaha (ikhtiyar) sekuat tenaga mencari jalan keluar dan peluang tersembunyi yang disiapkan Allah swt dari keadaan saat ini.

Dalam kehidupan nyata, kita melihat banyak fakta betapa banyak orang meraih kesuksesan besar karena ia berhasil mengelola kesulitan dengan baik sehingga ia mampu menawarkan jalan keluar.

 Resep Memasak Opor Ayam Tanpa Ribet, Sajian Wajib Saat Hari Raya Idul Fitri 2020

Jalan keluar ini kemudian mejadi produk dan digunakan banyak orang. Fakta ini merupakan penjelasan aktual atas firman Allah swt. di atas. Dalam sebuah hadits, bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa wabah (thaun) adalah rahmat bagi orang beriman (mukmin).

Sebaliknya, bila kita tidak beriman kepada Allah swt yang kemudian membuat kita mampu mengelola kesulitan atau musibah (wabah), maka kesulitan itu akan menjadi adzab dari Allah.

 عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ؟ فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

Artinya:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang wabah (thaun), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberitahunya: ‘Thaun adalah sebuah adzab yang dikirimkan oleh Allah Ta' ala terhadap siapa saja yang Dia kehendaki, lalu Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang mukmin. Maka tiada seorang pun yang tertimpa tha’un, kemudian ia menahan diri di rumah dengan sabar serta mengharapkan ridha-Nya seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan menimpanya selain telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,” (HR. Bukhari, Nasa’i, dan Ahmad).

Hadits tersebut juga memberikan petunjuk kepada kita bagaimana cara kita menghadapi kesulitan, lebih khusus lagi saat menghadapi wabah. Keberadaan kita di rumah sejatinya adalah bentuk sabar kita dan itu bernilai ibadah yang berpahala seperti pahala syahid di jalan Allah swt.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah.

Sebagai seorang mukmin, prinsip ridho atas ketetapan Allah harus dipegang teguh karena itu adalah identitas utama keimanan. Ridho kita atas ketetapan Allah adalah turunan dari ridho dan pengakuan tulus (ikhlas) bahwa kita ridho (rela) Allah menjadi Tuhan kita. Prinsip itu sering kita sebut dalam doa pagi dan doa sore kita.

رضيت بالله ربًا وبالإسلام دينًا وبمحمد ﷺ رسولًا ونبيًا

Artinya:

Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai utusan dan nabi.

Tafakkur dan tadabbur alam semesta ini akan membuat kita menyadari bahwa semuanya berasal dari Allah swt. Semua yang datang dari Allah swt. adalah kebaikan. Tidak ada keburukan sama sekali di dalamnya. Keburukan itu semata-mata muncul dari cara pandang kita yang dipenuhi nafsu dan syahwat. Bila hati kita bersih dari nafsu dan syahwat, maka kita akan memandang segala sesuatu sebagai anugrah baik dari Allah swt. Kondisi seperti ini harus terus kita upayakan melalui doa dan tadabbur secara rutin dan terencana.

Hati yang jernih akan membuat kita mampu melihat dengan jernih pandemi yang kita hadapi saat ini. Wabah ini dari Allah, maka Allah swt. pulalah yang akan mengangkatnya. Tugas kita adalah melakukan ikhtiyar lahir dan batin semaksimal mungkin tanpa melupakan tugas utama kita sebagai hamba, yakni beribadah dengan maksimal dan ikhlas, dan tugas kita sebagai warga Negara, yakni menaati himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah berdasarkan rekomendasi para ahli.

Terakhir, mari kita tutup khutbah ini dengan bermunajat kepada Allah swt dengan khusyu’

 VIDEO KHUTBAH IDUL FITRI Ustadz Adi Hidayat, Menyentuh Hati, Meraih Kebahagiaan dari Allah SWT

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah diantara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Allah jadikanlah kami termasuk dari mereka.

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.

. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved