PSBB di Kabupaten Sukabumi Dinilai Tidak Efektif, Ketua DPRD Minta Tidak Diperpanjang Saja

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara, menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak efektif.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Giri
ISTIMEWA
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara 

Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara, menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak efektif. PSBB diberlakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

"Tadi kami laksanakan rapat evaluasi PSBB selama tujuh hari kebelakang. Belum efektif. Terus terang saja," ujar Yudha di Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi, Rabu (13/5/2020.

Yudha mengatakan, tidak efektifnya PSBB di Kabupaten Sukabumi karena masih bukanya pertokoan yang dipenuhi pengunjung.

Seharusnya, kata Yudha, pertokoan ditutup sehingga PSBB bisa berjalan secara efektik.

"Saat ini masih banyak tempat pertokoan dan kios yang ada di wilayah PSBB tersebut, ramai dan banyak dikunjungi warga. Untuk itu, kami akan melakukan minimalisasi soal jam operasional toko-toko terutama toko-toko yang sesuai dengan penerapan PSBB ini harus di tutup," kata Yudha.

Yudha menyebutkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah memberikan toleransi dan membuka pertokoan dengan jam operasional yang ditentukan.

"Kami mendukung upaya pemerintah dan saya rasa warga harus mendukung upaya ini, agar warga tidak berangkat ke pasar. Jadi semisal saat ini menjelang Lebaran, warga berbondong-bondong mendatangi pasar untuk membeli baju dan lainnya, setelah berinteraksi akhirnya penyebaran virus corona ini terjadi," tuturnya.

Dia juga menilai, ketika ada lonjakan jumlah pasien positif dalam seminggu. Itu merupakan tanda bahaya dan tidak bisa disebut kurva landai.

"Hampir setiap harinya jumlah ODP maupun PDP Covid-19, mengalami peningkatan yang sangat tajam. Bahkan, lebih dari delapan orang. Tentunya, ini bukan kurva landai dan sangat berbahaya," ucapnya.

"Penerapan PSBB di Jakarta cenderung berhasil dan jumlah pasien Covid-19 juga banyak penurunan. Untuk itu, kita perlu menirunya. Ini perlu dilakukan agar situasi dapat kembali normal," ujarnya.

Tahukah Anda, Sejarah Kartu Kuning dan Merah di Sepak Bola Ide Awalnya Ditemukan di Jalanan

Saat ini, katanya, PSBB parsial di Kabupaten dan PSBB total di Kota Sukabumi, itu tidak dapat dipisahkan.

Karena, Kota dan Kabupaten Sukabumi harus menjalin komunikasi yang sinergis serta kooperatif dalam penanganan wabah virus corona ini.

"Karena bila di Kota Sukabumi masih banyak membuka toko, maka warga Kabupaten Sukabumi akan berdatangan ke Kota Sukabumi, meskipun check point ada dimana-mana. Namun mereka selalu mengakali dan mencari jalan keluar untuk bisa lolos. Artinya ini, ada gula ada semut. Maka gulanya harus diminimalisasi. Salah satunya, pembatasan jam operasi toko," katanya.

Dengan ketidakefektifan itu, dia mengharapkan PSBB tidak diperpanjang.

"Kalau terus diperpanjang akan sampai kapan selesainya. Dan ini terkesan Kabupaten Sukabumi dalam kondisi perang karena banyak chek point dan gap-gap di lokasi perbatasan dan ini menjadi tidak nyaman. Untuk itu, seluruh stakeholder harus membantu kami agar kondisi ini dapat kembali normal," pungkas dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved