Tahukah Anda, Sejarah Kartu Kuning dan Merah di Sepak Bola Ide Awalnya Ditemukan di Jalanan
Dalam satu pertandingan olahraga, kita tak asing dengan keberadaan wasit. Dia adalah sosok yang memiliki kendali atas jalannya pertandingan.
TRIBUNJABAR.ID - Dalam satu pertandingan olahraga, kita tak asing dengan keberadaan wasit. Dia adalah sosok yang memiliki kendali atas jalannya pertandingan.
Yang paling familier adalah wasit dalam pertandingan sepak bola. Khususnya di Indonesia, wasit selalu menjadi sorotan karena dibarengi dengan berbagai kontroversial.
Seorang wasit -- di cabang sepak bola -- ditemani dua hakim garis, satu wasit cadangan dan penilai wasit. Mereka semua termasuk dalam perangkat pertandingan.
Profesi ini, pertama kali diperkenalkan oleh orang Inggris yang bernama Ricard Mulcaster pada tahun 1581. Dia menyarankan menggunakan hakim untuk menyelesaikan perselisihan atas pihak yang bertikai.
Di era modern, wasit pertama kali diperkenalkan oleh pihak sekolah di Inggris pada saat itu ada sebuah pertandingan Bodyguard Club vs Fearnought Club.
Pada awalnya pertandingan sepak bola diasumsikan bahwa jika ada sebuah perselisihan bisa diselesaikan dengan damai dengan pihak yang terlibat, para pemain, para petinggi-petinggi yang terlibat dalam sepak bola jika ada pelanggran bisa diselesaikan dengan baik.
Namun, dengan berkembang sepak bola yang kompetitif, maka kebutuhan akan hadirnya wasit sangat diperlukan. Adapun syarat untuk menjadi seorang wasit, adalah dia harus berlaku jujur dan adil dalam memimpin sepak bola. Selain daripada itu seseorang yang ingin menjadi wasit paling tidak harus mengetahui dasar permain sepak bola.
Wasit pun memiliki janji, seperti “Saya berjanji bersungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai wasit dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dasar dan tujuan PSSI, menjalankan semua peraturan PSSI dengan sebaik-baiknya, demi keluhuran korps wasit pada khususnya serta keolahragaan pada umumnya.”
Selain peluit, wasit juga dibekali dengan dua kartu sakti, kartu kuning dan merah. Keduanya digunakan untuk mengganjar pemain yang melakukan pelanggaran saat berada di lapangan.
Kartu kuning digunakan untuk memberikan peringatan serius kepada pemain agar tidak mengulanginya. Sementara, kartu merah digunakan untuk pelanggaran yang sudah sangat fatal, sehingga pemain yang diberikan kartu merah harus meninggalkan timnya dan keluar lapangan.
Dua kali kartu kuning yang diterima oleh seorang pemain, secara otomatis menjadi kartu merah yang berarti pemain yang bersangkutan harus menepi dan berhenti bermain.
Dilansir dari situs FIFA yang merupakan federasi sepak bola dunia, kartu merah dan kartu kuning berasal dari ide seorang wasit asal Inggris Ken Aston. Dia awalnya kebingungan saat memberikan hukuman kepada pemain yang menggunakan bahasa berbeda dari dirinya.
Pada Piala Dunia 1962 di Cile, terjadi keributan hebat pada pertandingan yang mempertemukan tim dari Cile dan Italia. Aston akan mengeluarkan pemain Italia, Giorgino Ferrini sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran yang dia buat.
Akan tetapi, perintahnya yang disampaikan dalam bahasa Inggris tidak dipahami oleh Ferrini sehingga dia tetap berada di lapangan dan bermain dengan lebih arogan. Hingga, akhirnya seorang polisi dilibatkan untuk mengeluarkan Ferrini dari lapangan hijau.
Berawal dari Lampu Lalu Lintas